REPUBLIKA.CO.ID, Proses ini tidak terjadi dalam puasa, sebab yang ada di sana hanyalah penghancuran komponen-komponen sel secara terus-menerus, dan terhentinya suplai asam amino pokok.
Lemak menggumpal dalam jumlah yang besar di dalam liver sehingga membuatnya tidak mampu memproduksi lemak fosfat dan protein dalam jumlah yang cukup untuk memproduksi protein lemak.
Maka, lemak pun tidak terangkut dan tersalurkan dari liver ke seluruh bagian tubuh guna membangun sel-sel baru. Penggumpalan lemak di dalam liver juga membuat liver menderita sirosis hati sehingga seluruh fungsinya pun terganggu.
Kondisi ini tentu saja kontraproduktif dengan peremajaan sel-sel liver sendiri maupun sel-sel tubuh lainnya. Sel liver (yang paling giat dibaning sel lain) yang mencapai 200-300 milyar mengalami peremajaan setiap empat bulan sekali.
Ia mampu memproduksi protein plasma antara 30 hingga 50 gram per hari, membentuk berbagai asam amino dengan proses interkonversi, mengonversi protein, lemak, dan karbohidrat menjadi satu sama lain dan mempersembahkannya pada sel-sel tubuh sesuai kebutuhan.
Selain itu, sel liver juga membentuk glukosa dan menyimpannya demi menjaga tingkat konsentrasinya di dalam darah. Yang terakhir, sel liver mengoksidasi glukosa dan asam amino dalam jumlah tinggi agar bisa digunakan tubuh untuk mempersiapkan energi yang dibutuhkan dalam mengkonstruksi dan meremajakan sel.