Mualaf Pakistan: Ramadhan Bulan Istimewa Umat Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu

Senin 23 Jul 2012 16:07 WIB

 Sebuah keluarga Pakistan tengah menanti saat berbuka puasa di Masjid Badshahi di Lahore, Pakistan, Sabtu 21/7). (K.M. Chaudary/AP) Sebuah keluarga Pakistan tengah menanti saat berbuka puasa di Masjid Badshahi di Lahore, Pakistan, Sabtu 21/7). (K.M. Chaudary/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Abdul Rahman dahulu dikenal sebagai Bhagwan Das. Mualaf asal Thar, selatan Provinsi Sind, Pakistan itu merasakan kegembiraan dalam menjalani ibadah puasa pertamanya.

"Insya Allah, ini akan menjadi Ramadhan kedua bagi saya," kata Rahman seperti dikutip onislam.net, Senin (23/7).

Abdul Rahman adalah seorang petani yang memeluk Islam pada Ramadhan tahun lalu di sebuah kamp penampungan. Selama satu tahun, ia mendalami Islam.

Sekarang, ia mengetahui Ramadhan adalah bulan istimewa bagi umat Islam. "Ramadhan tahun lalu, saya hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang Islam. Jadi, puasa saya kurang sempurna," kenang dia.

Ia tidak sendiri. Banyak mualaf yang bahkan baru menjalankan puasa Ramadhan tahun ini, Mangat Ram contohnya. Pria 34 tahun yang memutuskan mengganti namanya menjadi Ali Abdullah itu menjadi mualaf baru enam bulan terakhir. "Ramadhan lalu, saya belum menemukan kebenaran Islam. Tapi saya tidak kehilangan semuanya, berkah Ramadhan membawaku pada Islam," sebutnya. (baca: Mangat Ram: Ramadhan Membawaku Memeluk Islam).

Bagi Mangat Ram, bulan suci Ramadhan memiliki makna khusus dalam hidupnya. Ia mengatakan Ramadhan telah menuntunnya menemukan cahaya Islam. "Saya terus berpikir, umat Islam tidak makan dan minum lalu tanpa ada yang mengawasi. Artinya, ada hal istimewa dibalik ritual ini," kenang mualaf yang berasal dari Thar, Selatan Provinsi Sind, Pakistan itu. (baca: Mualaf Pakistan: Ada Hal Istimewa Dibalik Ramadhan).

Selama setahun terakhir, ratusan umat Hindu telah memeluk Islam di berbagai belahan Sindh. Pun dengan sejumlah orang Kristen di Punjab, yang memutuskan kembali kepada Islam.