Permintaan Perlengkapan Shalat Meningkat Dua Kali Lipat

Red: Taufik Rachman

Senin 23 Jul 2012 14:48 WIB

Muslimah prayer clothes are on display in Tanah Abang market, Central Jakarta. Demand of the prayer clothes usually is increasing before Ramadhan the fasting month. (illustration)  Foto: Antara/Nailin In Saroh Muslimah prayer clothes are on display in Tanah Abang market, Central Jakarta. Demand of the prayer clothes usually is increasing before Ramadhan the fasting month. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Permintaan perlengkapan shalat mulai meningkat hingga dua kali lipat sejak sebulan sebelum Ramadhan, kata pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin.

"Kalau menjelang Lebaran seperti sekarang yang paling dicari adalah sarung dan baju koko," kata Sarah Milani, pedagang perlengkapan shalat di Pasar Tanah Abang.

Menurut dia, meski sudah ada kenaikan permintaan dibanding hari biasa, pada awal Ramadhan ini pembeli masih sepi. Dia mengaku omzet yang dia terima berkisar Rp1 juta-Rp2 juta. "Kalau minggu pertama puasa memang masih sepi. Mungkin karena orang-orang masih malas berbelanja," katanya.

Dia mengatakan pembelian mulai ramai setelah minggu pertama puasa. Selain menjual eceran, dia juga menjual secara grosir yang biasanya digunakan pembeli sebagai bingkisan Lebaran untuk karyawan atau keluarganya.

Menurut Sarah, pada Ramadhan dan Lebaran yang paling laris adalah sarung dan baju koko. Sedangkan sajadah biasanya laris pada Lebaran haji sebagai oleh-oleh jamaah haji. "Sarung dan baju koko yang paling mahal dan bagus buatan Pekalongan. Kalau yang buatan Bandung, harganya lebih murah," katanya.

Dia mengatakan harga sarung berkisar Rp 20.000 hingga yang paling mahal Rp500.000. Sedangkan harga baju koko berkisar Rp 20.000 hingga Rp 250.000. "Sarung dan baju koko yang mahal biasanya bahannya halus karena semisutra," ujarnya.

Bila sarung dan baju koko yang ditawarkan produksi lokal, maka sajadah yang dijual di Pasar Tanah Abang kebanyakan merupakan produk impor dari China, Turki, Arab Saudi dan Belgia.

Sarah mengatakan sarung yang paling murah adalah buatan Cina, yaitu Rp 15.000. Sedangkan sarung dari Arab Saudi ditawarkan di kisaran Rp 100.000-an, dan paling mahal sarung dari Belgia berkisar Rp 200.000-Rp250.000. "Sarung dari Belgia paling mahal karena bahannya seperti karpet," katanya.