Muslim India Suka Cita Sambut Ramadhan

Rep: Fenny Melisa/ Red: Karta Raharja Ucu

Sabtu 21 Jul 2012 16:27 WIB

Muslim India Foto: AP Muslim India

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Ribuan umat muslim di negara bagian utara India, Jammu dan Kashmir berkerumun menuju masjid untuk melakukan Shalat Subuh berjamaah di hari pertama bulan suci Ramadhan, Sabtu (21/7). Pasar di wilayah yang berbatasan dengan Pakistan itu pun ramai disesaki Umat Muslim yang ingin membeli kurma, buah favorit untuk berbuka puasa.

"Kurma kualitas terbaik berasal dari Arab Saudi. Satu paket berisi dua lusin harganya berkisar 400-700 Rupee," kata Imran Manzoor, warga Srinagar, seperti dilansir Samachar, Sabtu (21/7).

Hotel-hotel dan restoran pun ditutup kecuali katering yang menyediakan makanan untuk para wisatawan yang mengunjungi tempat wisata di Srinagar. Pasalnya, umat muslim dilarang makan dan minum mulai dari imsyak hingga adzan Maghrib selama 30 hari penuh.

"Kebanyakan warga setempat lebih suka berbuka dengan keluarga mereka selama bulan Ramadhan. Itulah sebabnya mengapa penduduk setempat sangat sedikit mengunjungi hotel dan restoran selama bulan suci," kata Abdul Hamid, manajer sebuah hotel di Srinagar.

Uniknya, seperti di belahan bumi lainnya, meski puasa makan dan minum berlangsung selama 12 jam, namun konsumsi bahan makanan justru lebih banyak selama Ramadhan, ketimbang bulan-bulan sebelumnya. Alasannya, peningkatan pendapatan yang membuat penduduk Jammu dan Kashmir lebih banyak mengkonsumsi lemak dan protein selama Ramadhan, ketimbang yang mereka lakukan pada bulan-bulan lainnya.

“Setiap rumah tangga membeli daging kambing, ayam, buah beras, dan sayuran. Hidangan khusus seperti halwa juga dipersiapkan untuk berbuka," kata pakar kesehatan, Nisar Ahmad.

Meningkatnya jumlah makanan yang dikonsumsi, menurut Ahmad, rentan membuat jumlah penderita diabetes di India meningkat. Karena itu, Ahmad menyarankan agar selama Ramadhan bagi mereka yang diet harus benar-benar diawasi. “Anda harus menyeimbangkan kalori Anda dengan pengendalian diri dan disiplin," kata Ahmad mengakhiri.