Indahnya Perbedaan dalam Islam

Rep: M Akbar Widjaya/ Red: cr01

Selasa 30 Aug 2011 11:28 WIB

Rukyatul Hilal atau melihat bulan. Foto: Antara Rukyatul Hilal atau melihat bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Perbedaan dalam menetapkan tanggal 1 Syawal 1432 H di antara umat Muslim Indonesia tidak perlu dibesar-besarkan. Perbedaan ini justru mengandung hikmah bagi umat Islam untuk terus belajar saling menghargai dan mengukuhkan sikap tenggang rasa.

Demikian disampaikan Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bogor, Denny Lubis. "Perbedaan merupakan sesuatu yang indah dan tidak harus diperselisihkan," ujar Denny seusai memimpin shalat Ied di Lapangan Sempur Bogor, Selasa pagi tadi (30/8).

Denny berpesan agar warga Muhammadiyah yang sudah tidak menjalankan ibadah puasa menghormati Muslim yang masih berpuasa.

Sementara itu, Ketua Pengurus Muhammadiyah Kota Bogor, Didin S Bukhori, yang pagi tadi bertindak sebagai menjadi khatib khutbah berwasiat agar umat Muslim senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.

Menurut Didin, rasa syukur seorang Muslim dapat diwujudkan dengan semangat bekerja. Dia menerangkan sudah saatnya umat Islam bangkit menuju kemenangan dengan tidak bermalas-malasan dalam menjalani hidup. "Umat Muslim perlu bekerja keras menuju kesuksesan dan kebangkitan umat."

Pagi tadi, ribuan warga Muhammadiyah Bogor melaksanakan shalat Idul Fitri di Lapangan Sempur, Bogor. Lapangan ini terletak di sisi utara setelah Jalan Jalak Harupat. Jamaah mulai memadati lapangan sejak pukul enam pagi. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Kabaputen Bogor dan Kota Bogor.

Ibadah shalat Idul Fitri sendiri dimulai sekitar pukul 7.00 WIB dan selesai sekitar pukul 8.30 WIB dengan imam shalat Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Bogor, Denny Lubis dan khatib Ketua Pengurus Muhammadiyah Kota Bogor, Didin S Bukhori. Seusai shalat, ribuan jamaah menyempatkan diri untuk saling bermaafan terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah masing-masing.