Mencicipi Sajian Nikmat Berbuka Puasa di Masjid Sunda Kelapa

Rep: c20/ Red: Siwi Tri Puji B

Jumat 05 Aug 2011 01:00 WIB

Masjid Sunda Kelapa Foto: . Masjid Sunda Kelapa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menjelang pukul lima sore takmir masjid Agung Sunda Kelapa telah sibuk mengeluarkan boks-boks putih ke dalam masjid. Di dalam boks, menu berbuka siap disantap.

Suasana masjid semakin ramai. Jamaah mulai banyak berdatangan. Rak penitipan sepatu kian lama penuh dengan sepatu dan sandal. Tempat wudhu, sama saja, sudah ada antrian. Padahal, waktu Maghrib masih sejam lagi.

Di serambi masjid, jamaah duduk-duduk sembari berbincang. Ada yang  rebahan dengan berbantal tas. Kebanyakan berpakaian rapi; pakaian kerja dengan kemeja dan celana bahan. “Di sini memang selalu ramai pas puasa,” Kata Kris, salah seorang pengunjung. “Di sini makan berbukanya enak."

Kris adalah pengunjung masjid dari Kampung Melayu. Dia mengaku sering ke Sunda Kelapa untuk ikut buka puasa. “Kecuali kalau perkerjaan banyak, saya tidak kesini,” ungkapnya. Hari ini, Kris terihat masih membawa tas. Dia baru pulang kerja di Mampang Prapatan.

Suara tadarus menggema dari dalam masjid melalui pengeras suara. Sayup-sayup juga terdengar suara orang banyak mengikuti tadarus. Menurut Herry Saliman, Kepala bidang Operasional Harian Masjid, sebelum berbuka memang ada tadarus. “Jamaah bisa menyimak atau ikut mambaca,” terang Herry.

Waktu berbuka hampir tiba. Takmir masjid meminta jamaah untuk masuk ke dalam masjid. Jamaah duduk pada tempat tempat yang masih kosong untuk merapikan shaf.  Lalu, Takmir membagi box nasi kepada jamaah satu-satu.

Tidak ada yang berebutan. Semua duduk di tempatnya masing-masing. Hanya takmir  yang terlihat wira-wiri. Jamaah tetap bisa menyimak tadarusan yang masih menggema.

Waktu berbuka tinggal beberapa menit lagi, tadarusan pun dihentikan. “Jamaah dimohon keluar dari masjid menuju serambi untuk berbuka puasa agar tidak mengotori masjid,” suara panitia terdengar dari pengeras suara.

Lalu jamaah keluar dan mencari tempat untuk menunggu waktu berbuka. Ada yang langsung duduk, juga ada yang mengambil air minum untuk membatalkan puasa. Panitia menyediakan air putih dan teh manis bagi jamaah.

Di layar LCD menampilkan pemberitahuan buka puasa pukul 17.58 WIB. Dan terdengarlah suara yang ditunggu-tunggu; kumandang adzan Maghrib.

Menurut Herry, panitia menyediakan minimal seribu nasi boks untuk buka puasa jamaah. “Berapapun yang kita sediakan selalu kurang,” kata Herry. Bagi yang tidak mendapat nasi boks masih bisa membatalkan puasa dengan makanan ringan atau kurma.

Hidangan berbuka dibeli dari kas takmir masjid, juga sumbangan donatur. Standarnya sama, satu boks minimal berharga Rp 15 ribu, standar untuk menu makanan layak di Jakarta. Menu berganti setiap pekan.

Sungguh nikmat sajian berbuka di Masjid Sunda Kelapa; sebelum membatalkan puasa, jamaah sudah dijamu dengan tadarusan dengan suara merdu dan tartil.

Terpopuler