Alhamdulillah, Penjualan Jilbab di Jayapura Meningkat

Red: Heri Ruslan

Selasa 07 Aug 2012 06:06 WIB

seorang model mengenakan kreasi jilbab pasmina Foto: Republika/Amin Madani seorang model mengenakan kreasi jilbab pasmina

REPUBLIKA.CO.ID,  JAYAPURA -- Omzet penjualan jilbab dan mukena di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Provinsi Papua, mengalami peningkatan selama Bulan Ramadan 1433 Hijriah tahun ini.

Salah satu pemilik toko pakaian yang menyediakan jilbab dan mukena, Boby, di Jayapura, Selasa, mengakui sejak memasuki Ramadan tahun ini, penjualan mukena dan jilbab di tokonya meningkat sampai dua kali lipat dari hari biasanya.

"Omzet penjualan pakaian Muslimah tersebut bisa mencapai Rp2 juta - Rp3 juta  per hari," kata dia.

Ia menjelaskan melalui bahwa di toko milik pamanya itu, pihaknya juga memberlakukan diskon atau potongan harga kepada para pelangga tetap dan konsumen yang membeli lebih dari tiga jenis barang.

"Untuk menarik minta pembeli, kami berlakukan diskon," katanya.

Terkait jilbab dan mukena, Boby menjelaskan harga jilbab dan mukena yang dijual sangat bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu, tergantung jenis kain dan motifnya.

"Untuk mukena ada yang harganya sampai Rp200 ribu, dan untuk jenis pakaian wanita muslim seperti gamis mulai dijual dari Rp180 ribu - Rp250 ribu," katanya.

Sementara itu, Sari, salah satu penjual yang tak jauh dari tokonya mengatakan selain permintaan jilbab dan muken meningkat permintaan baju koko, peci/songkok dan kain sarung juga mengelamai hal yang sama.

"Selain itu permintaan ataupun penjualan baju muslim lainya juga mengalami peningkatan seperti baju koko untukn pria dewasa dan remaja mulai dari Rp50 ribu - Rp70 ribu dan pakaian lainya," katanya.

Dia menambahkan, untuk pakaian muslim, pihaknya sengaja mendatangkan khusus dari Jakarta sejak pertengahan Juli lalu dan saat ini pasokan jilbab dan mukena masih normal, sehingga setiap kali ia memesan, barang pesanan langsung dikirim produsen.

"Motif dan bentuk jilbab pun saat ini sangat banyak ragamnya, kami datangkan dari Jakarta" kata dia.

Ny Ambo, konsumen pembeli jilbab, mengaku paling sedikit dalam setahun ia dua kali membeli jilbab, karena perubahan busana Muslimah termasuk jilbab cenderung cepat berganti.

"Apalagi saat ini model jilbab sangat beragam, sehingga kalau tidak mau ketinggalan, saya harus membeli jilbab lebih sering," kata dia.

"Selain itu saya juga membeli untuk dibagikan kepada keponakan-keponakan saya," tambahnya.

Permintaan dan penjualan jilbab dan mukena juga meningkat di berbagai daerah lain di sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Jayapura selama Ramadhan tahun ini.