Pemudik Motor Waspadalah Saat Melintasi Jalur Blanakan-Ciasem

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Heri Ruslan

Ahad 12 Aug 2012 16:52 WIB

 Salah seorang pemudik motor dengan anggota keluarganya. Foto: Antara/Noveradika Salah seorang pemudik motor dengan anggota keluarganya.

REPUBLIKA.CO.ID,  SUBANG -- Jalur mudik alternatif sepeda motor Blanakan-Ciasem keluar Pantura Subang, sudah siap dilalui pemudik. Akan tetapi, sampai H-7 ini kondisi jalan alternatif itu masih rusak. Karena itu, para pemudik dari Jakarta, Bekasi dan sekitarnya harap berhati-hati melintasi jalur tersebut. Pasalnya, rawan kecelakaan akibat jalan yang tidak mulus.

Kasat Lantas Polres Subang AKP Asep Saepudin, mengatakan, pada dasarnya seluruh jalur mudik yang melintasi Subang sudah siap. Namun, khusus bagi jalur sepeda motor kondisinya belum sesuai harapan. Karena, jalur Blanakan-Ciasem keluar pantura tersebut baru tahun ini digunakan. Menyusul, bertambahnya beban kendaraan di wilayah Cikalong, Jatisari, Karawang.

"Kami upayakan memberikan pelayanan maksimal kepada pemudik motor," ujar Asep, kepada Republika Online, Ahad (12/8).

Disebutkan Asep, tadinya jalur mudik sepeda motor itu dari Tanjungpura sampai Cikalong, Karawang. Dari Cikalong keluar ke pantura dan melintasi wilayah Subang. Akan tetapi, karena sering terjadi kemacetan di Cikalong akibat pertemuan antara sepeda motor dengan kendaraan roda empat, maka jalur keluar motor diubah. Jalurnya jadi diperpanjang sampai Ciasem. Dari Ciasem, kemudian keluar lalu ke pantura menuju Cirebon.

Jalur Blanakan-Ciasem ini, lanjut Asep, panjangnya 13,7 kilometer dengan lebar mencapai empat meter. Jalur ini, melintasi pemukiman penduduk. Karena jalurnya ada di pedalaman, maka tidak tersedia infrastruktur dan fasilitas penunjang lainnya. Seperti, Pom Bensin, penerangan jalan, dan rambu penunjuk arah.

Karena itu, bagi pemudik yang akan melintasi jalur ini harus ekstra hati-hati. Begitu pula dengan kelengkapan kendaraan. Sebelum melintasi Blanakan-Subang, Bensin kendaraan harus dicek terlebih dulu. Khawatir, habis ditengah jalan. Pemudik, hanya akan menemukan pedagang Bensin eceran.

Tapi, untuk tempat istirahat dipastikan dijalur ini tersedia. Apalagi, akan banyak warga yang tak keberatan rumahnya dijadikan tempat beristirahat. Begitu juga dengan masjid dan mushola. Di sepanjang jalur ini, cukup banyak. Sehingga, pemudik tak perlu khawatir untuk tertinggal menunaikan shalat.

Terkait dengan jumlah sepeda motor yang akan melintasi wilayah Subang selama arus mudik, Asep memprediksi jumlahnya mencapai 2,4 juta unit. Jumlah tahun ini, diyakini meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.

Pada H-7 ini, volume kendaraan baik sepeda motor ataupun mobil belum ada lonjakan. Jalur Pantura masih lengang. Begitu pula dengan jalur alternatif. Meski demikian, aparat gabungan yang bertugas mengamankan kegiatan mudik ini sudah siaga 24 jam.

"Kami menduga, puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 mendatang," jelasnya.

Sementara itu, Camat Blanakan, Deni Setiawan, mengaku, ada sisi positifnya jalur alternatif motor dialihkan ke Blanakan sampai Ciasem. Yaitu, jalur tersebut akan ramai dilalui pemudik. Sehingga, penduduk bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Sebab, para pemudik itu sudah otomatis akan beristirahat, membeli Bensin, atau sekedar melepas dahaga.

"Akan banyak warga yang diuntungkan. Terutama pedagang," paparnya.

Terpopuler