Kanoute: Berpuasa, Roh Kalahkan Fisik

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Heri Ruslan

Ahad 05 Aug 2012 05:10 WIB

Frederic Kanoute Foto: AP/Jose Manuel Vidal Frederic Kanoute

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Jadwal kompetisi yang berbarengan dengan datangnya bulan Ramadhan tidak menghalangi Frederic Kanoute untuk berpuasa.

Pemain yang merumput di Liga Super Cina bersama Beijing Guoan tersebut menegaskan, tidak ada masalah harus berpuasa sambil bertanding.

Ancaman dehidrasi dan pingsan di lapangan yang selalu ditakutkan tim medis ia buktikan tidak pernah terjadi di lapangan. “Puasa adalah masalah iman, roh bisa menaklukkan fisik dan mental, bukan sebaliknya,” kata mantan penyerang Sevilla itu.

''Jadilah perut lapar, kerongkongan mungkin kering, dan tubuh dapat gemetar saat harus mengejar bola di lapangan, tetapi karena hati sudah berniat untuk berpuasa, yang semuanya tampak secara fisik akhirnya bisa diatasi,” jelas Pemain Terbaik Afrika 2007 itu.

Menurut penelitian British Journal of Sports Medicine, puasa Ramadhan menjadi ancaman pesepak bola Muslim. Selama puasa, para pemain tidak mendapatkan air dan asupan gizi pada siang hari. Dampaknya permainan menurun sangat signifikan, lebih lima persen mempengaruhi kecepatan, kemampuan menggiring bola, dan daya tahan.

Namun hasil riset itu tidak berlaku bagi Kanoute. Selama ini ia selalu berpuasa, meski harus bermain selama 90 menit di lapangan. Mantan penggawa Tottenham Hotspur tersebut mengimbau agar semua pihak bisa menghormati dan memahami tradisi ajaran Islam.

Menurut dia, persoalan spiritual tidak bisa dilihat dari kacamata fisik semata. Karena itu, di bulan Ramadhan ia semakin banyak bersedekah untuk membantu kelompok tidak mampu. Hal itu diakuinya bisa menambah kekuatan fisiknya.

“Secara pribadi, menjalankan agama dan membantu dalam dunia sepak bola juga bisa membuat saya tetap sehat dan menguatkan saya. Tidak ada konflik karena orang yang tahu tentang Islam, sebenarnya puasa menguatkan mereka yang menjalaninya, dan bahkan tidak melemahkan Muslim,” ucap Kanoute.