Kronologi Kecelakaan Bus Medan-Jakarta yang Terbalik di Bukittinggi

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan

Rabu 17 Apr 2024 00:33 WIB

Kecelakaan bus (Ilustrasi). Bus ALS Medan-Jakarta terbalik di Bukittinggi Sumbar dengan 1 penumpang meninggal. Foto: Reuters Kecelakaan bus (Ilustrasi). Bus ALS Medan-Jakarta terbalik di Bukittinggi Sumbar dengan 1 penumpang meninggal.

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Bus Antar Lintas Sumatera (ALS) jurusan Medan-Jakarta, terbalik di jalur Malalak, Kabupaten Agam, pada Senin (15/4/2024) kemarin. Akibat kecelakaan tersebut, 1 orang penumpang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Kasi Humas Polresta Bukittinggi, Iptu Agustiar, mengatakan bus ALS berpelat BK 7371 UD tersebut membawa 47 penumpang dari Medan tujuan Jakarta. Bus tersebut melintasi Kota Bukittinggi dan Kota Padang. 

Baca Juga

Kebetulan saat ini jalur Padang-Bukittinggi diberlakukan one way system. Di mana kendaraan dari Bukittinggi menuju Padang lewat Malalak, sedangkan dari Padang menuju Bukittiggi via Padang Panjang.

Jalur Malalak sendiri dikenal ekstrem. Banyak penurunan curam, tikungan dan rawan longsor bila cuaca hujan. Agustiar menyebut bus ALS BK 7371 UD ini datang dari arah Bukitinggi dengan kecepatan tinggi. Sehingga sopir hilang kendali dan bus terbalik.

“Bus hilang kendali karena kecepatan tinggi. Sebelum terbalik, bus ini sempat menyerempet kendaraan roda dua,” kata Agustiar, Selasa (16/4/2024).

Informasi yang diterima Republika pasca kejadian, bus pertolongan terhadap 47 penumpang yang terjebak di dalam badan bus pasca terbalik cukup lama. Pertolongan hanya dilakukan oleh pengendara sepeda motror yang berhenti. Pertolongan evakuasi tidak bisa langsung cepat lantaran kawasan Malalak ini masih dalam kondisi blank spot.

Agustiar menyebut dari 47 penumpang yang menjadi korban, 1 orang dilaporkan meninggal dunia dan 31 orang lainnya dilarikan RSUD Padang Pariaman, 9 penumpang ke Puskesmas Malalak, dan 7 orang dilarikan ke Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukittinggi. Sopir bus ALS itu diketahui juga dilarikan ke RS Achmad Muchtar.

Terpopuler