REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan setidaknya 350 ribu wisatawan berkunjung ke berbagai destinasi wisata di wilayah tersebut selama libur Lebaran 1445 Hijriah. Dari berbagai destinasi wisata yang ada di Kota Semarang, Kota Lama menjadi primadona.
"Sebanyak 200 (ribu) lebih wisatawan datang ke Kota Lama," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Selasa (16/4/2024).
Dia mengatakan, kawasan Kota Lama yang dikenal sebagai "Little Netherland" menduduki peringkat pertama sebagai destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan selama libur Lebaran 2024. Data kunjungan wisatawan tersebut mengacu pada hasil penghitungan "random sampling" yang dilakukan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga Dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah.
Setelah kawasan Kota Lama, kata dia, disusul oleh Museum Lawang Sewu di posisi kedua paling banyak dikunjungi wisatawan di Kota Semarang selama periode libur Lebaran tahun ini. Peningkatan kunjungan wisatawan tersebut, kata dia, tentunya berdampak pada melonjaknya okupansi hotel di Ibu Kota Jateng, dengan keterisian hotel tersebut juga di atas rata-rata Jateng.
"Okupansi hotel (di Semarang-Redaksi) juga meningkat rata-rata sampai 85 persen sebelum Lebaran, sementara pada 11 April dan 12 April 2024, dan liburan mencapai 95 persen," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso menambahkan bahwa jumlah wisatawan yang tercatat tersebut hanya di destinasi-destinasi wisata besar. Jumlah kunjungan wisatawan, kata dia, tentunya akan makin tinggi bila penghitungan "random sampling" juga dilakukan secara merata di tempat-tempat wisata yang ada di Kota Semarang.
"Tentunya ini sangat menggembirakan. Alhamdulillah warga Kota Semarang sangat mendukung (pariwisata-Redaksi), minimal sedikitnya pengaduan atau komplain dari wisatawan," katanya.
Secara urutan, kata dia, destinasi yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Jateng adalah Kota Lama, kemudian Masjid Sheikh Zayed Solo, Masjid Agung Demak, disusul Umbul Ponggok Klaten, dan Candi Borobudur Magelang. Di sisi okupansi hotel, ia menyebutkan bahwa keterisian hotel Kota Semarang berada di atas rata-rata Jateng yang sebenarnya sudah terlihat sejak Ramadan menyentuh angka 64 persen.
Belum lagi, kata dia, okupansi menjadi luar biasa ketika memasuki libur Lebaran H+1, H+2, dan H+3 yang mencapai 95 persen. Kemudian di hari selanjutnya karena sudah musim arus balik, mulai menurun 85 persen.
"Ini juga berdampak pada sektor kuliner. Bahkan, warung-warung kecil juga tampak luar biasa ramainya karena tingginya kunjungan wisatawan," kata Wing.