REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta memperkirakan bahwa tiga hari kedepan pada periode 7-9 April 2024 akan terjadi hujan dengan intensitas lebat di DIY. Hujan tersebut dapat disertai dengan petir dan angin kencang.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono mengatakan hujan tersebut juga bisa memicu bencana hidrometeorologi. Untuk itu, masyarakat diminta waspada, terlebih saat ini tengah dalam masa arus mudik Lebaran.
“Waspada potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, yang dapat memicu bencana hidrometeorologi berupa pohon tumbang/patah, banjir juga tanah longsor,” kata Warjono, Sabtu (6/4/2024).
Warjono merinci seluruh wilayah di DIY berpotensi diguyur hujan lebat pada 7 April. Sedangkan, pada 8 April hanya di sejumlah wilayah di DIY yang berpotensi diguyur hujan lebat.
“Waspada potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir, dan angin kencang di Sleman bagian utara, Kulon Progo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara,” ucap Warjono.
Pada 8 April juga diperkirakan sejumlah wilayah di DIY bakal diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Mulai dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman bagian selatan, Kabupaten Kulon Progo bagian selatan, dan Kabupaten Gunungkidul bagian selatan.
“Pada 9 April berpotensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir, dan angin kencang di seluruh wilayah DIY,” jelasnya.
Warjono mengatakan potensi hujan lebat yang dapat memicu bencana hidrometeorologi ini berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini yang dilakukan BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta.
Ia mengidentifikasi bahwa adanya siklon tropis Olga di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Barat, sehingga terjadi belokan angin (shearline) di Jawa, dan pertemuan arus angin (konvergensi) di Laut Jawa.
“Angin di atas wilayah DIY bertiup dari arah selatan ke barat daya dengan kecepatan 25-35 kilometer per jam,” kata Warjono.
Selain itu, ia juga mengidentifikasi Suhu Muka Laut (SML) baik dalam skala harian maupun mingguan di Laut Jawa yang terpantau hangat sebesar 29-31 derajat Celsius, serta anomali Suhu Muka Lautnya terpantau positif (hangat) yaitu sebesar 0,5-3,1 derajat Celsius. Kondisi ini menambah potensi penguapan/kandungan uap air dalam atmosfer.
Hasil analisis terkini profil vertikal kelembapan udara terkini tanggal 6 April 2024 pukul 07.00 WIB di wilayah DIY pada ketinggian 1,5-3,0 kilometer (level 850-700 mb) berkisar antara 35-70 persen (kering). Hal ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY tidak signifikan.
“Prediksi profil vertikal kelembaban udara mulai tanggal 7-9 April 2024 pukul 07.00 WIB di wilayah DIY pada ketinggian 1,5-3,0 kilometer (level 850-700 mb) berkisar antara 35-95 persen (cukup basah), sehingga potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY dapat terjadi pada pagi, siang, sore, malam, dan dini hari,” ujarnya.