Amalan yang Harus Tetap Dilaksanakan Meskipun Ramadhan Sudah Berakhir

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul

Rabu 10 Apr 2024 01:26 WIB

 Ilustrasi berdoa Foto: Republika.co.id Ilustrasi berdoa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebentar lagi umat Muslim akan berpisah dengan bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan keutamaan. Namun, meskipun Ramadhan akan segera berakhir, semangat dan amalan yang dilakukan selama bulan tersebut seharusnya tidak berhenti begitu saja. 

Sebaliknya, penting bagi umat Muslim untuk terus melanjutkan amalan-amalan tersebut, bahkan ketika memasuki bulan Syawal. Karena bulan Syawal bukan akhir dari ibadah, tetapi merupakan peluang untuk meneruskan semangat Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga

Berikut amalan-amalan di bulan Ramadhan yang harus tetap dilaksanakan meskipun sudah berakhirnya bulan Ramadhan:

Pertama, kebiasaan sholat malam atau sholat tahajud

Sholat tahajud adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sholat ini dilakukan pada malam hari, di antara tidur yang pulas dan terbitnya fajar. Meskipun bukan wajib, namun sholat tahajud memiliki keutamaan yang sangat besar di sisi Allah SWT, dan merupakan amalan yang sangat dianjurkan untuk diamalkan oleh setiap muslim.

Maka dari itu, meskipun bulan Ramadhan telah berakhir, tetapi sholat sunnah tahajud harus tetap dijadikan sebagai amalan yang sering dikerjakan agar mendapatkan pahala. 

Allah berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 79, yang berbunyi:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

Pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (QS. Al-Isra’: 79).

Kedua, kebiasaan menjaga lisan dari perkataan kotor

Menjaga lisan dari perkataan kotor adalah tindakan mulia yang sangat ditekankan dalam Islam terutama selama bulan Ramadhan. Maka, penting untuk memahami bahwa lisan merupakan salah satu bagian terpenting dari tubuh manusia yang memiliki dampak yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Perkataan yang keluar dari lisan memiliki kekuatan untuk membangun atau menghancurkan, untuk menyebarkan kebaikan atau keburukan.

Oleh karena itu, menjaga lisan dari perkataan kotor tidak harus selama bulan Ramadhan saja, melainkan pada hari-hari biasa juga harus menjaga lisan agar tidak menyebabkan keributan atau pertengkaran dengan sesama umat Muslim.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

سلامة الإنسان في حفظ اللسان

Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan. (HR. al-Bukhari).

Ketiga, kebiasaan bersabar

Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk memperkuat kesabaran. Sabar adalah salah satu sifat mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam, dan bulan Ramadhan memberikan kesempatan yang sempurna untuk mengasah dan memperkuatnya.

Selama puasa, seorang Muslim menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Meskipun terkadang merasakan lapar, haus, dan lelah, seorang muslim diharapkan untuk tetap sabar dan bersabar menjalani ibadah puasa dengan penuh kesabaran.

Tidak hanya sebagai kewajiban selama bulan suci Ramadhan, sabar juga harus menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari setiap Muslim. Karena, sikap sabar tidak hanya diperlukan dalam menghadapi cobaan dan ujian, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan yang hakiki.

Keempat, kebiasaan membaca Alquran hingga khatam dan menghafalkannya

 

Lihat halaman berikutnya >>>>

 

Terpopuler