Punya Ciri-Ciri Ini? Insya Allah Puasa Kita Diterima

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil

Rabu 03 Apr 2024 15:55 WIB

Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh Foto: www.freepik.com Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mufti Mesir, Dr Syauqi Alam, menyampaikan, salah satu tujuan syariat tertinggi adalah hifzun nafs atau menjaga jiwa. Ini adalah hal yang paling penting dari lima kebutuhan obyektif yang menjadi dasar syariat.

Menjaga jiwa adalah prinsip yang mutlak dan aturan umum dalam agama. Oleh karena itu, spesialisasi harus dihormati. Dalam konteks puasa Ramadhan dan tanda puasa tersebut diterima, yakni terkait dengan akhlak.

Baca Juga

"Puasa yang sejati ditandai dengan akhlak yang luhur. Menghindari omong kosong dan pembicaraan yang tidak berguna, perkataan dan perbuatan yang tercela," tuturnya seperti dilansir Masrawy.

Hal itulah yang menegaskan eratnya hubungan antara ibadah dan akhlak dalam membentuk individu dan masyarakat. Ini menjadi hikmah yang besar di balik ibadah puasa dan tujuannya. Puasa menuntun umat Islam pada kenyataan bahwa di bulan Ramadhan dan ibadah puasa, terdapat kesempatan besar untuk bertaubat kepada Allah SWT.

"Berjihad dengan jiwa dan meninggikan derajatnya, serta menjauhkan diri dan hati dari segala sesuatu yang membuat murka Allah, hingga tercapai makna ketakwaan yang merupakan buah puasa," jelasnya.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa secara umum tanda diterimanya suatu amal kebaikan, adalah senantiasa berbuat amal shaleh setelahnya. Amal shaleh yang telah dijalankan selama Ramadhan terus berlanjut dan dibawa ke bulan-bulan berikutnya untuk menjadi pendamai bagi seorang Muslim.

Allah SWT berfirman:

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ

"Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)." (QS Hud ayat 114)

Diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Bertakwalah kepada Allah SWT di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik." (HR at Tirmidzi)

Umat Muslim yang telah merasakan nikmatnya takwa selama Ramadhan, harus melanjutkannya, dan juga tetap memperbanyak amal shaleh. Sebab, hakekatnya ketakwaan kepada Allah SWT tidak terbatas waktu, hingga ajal menjemput.

Namun, siapa saja yang kemudian kembali berbuat dosa dan maksiat setelah Ramadhan, ketahuilah bahwa ganjaran Allah menanti orang-orang tersebut. Ucapan selamat tinggal pada Ramadhan hanyalah sedikit tanda bahwa amal shaleh yang telah dikerjakan itu akan terkubur.

Untuk itu, seorang Muslim perlu ingat bahwa pintu surga selalu terbuka bagi mereka yang melanjutkan amal shaleh. Ingat pula bahwa puasa tidak terbatas pada bulan Ramadhan.

Riwayat hadits telah menyebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW biasa berpuasa pada Senin dan Kamis dalam sepekan. Selain itu, kebiasaan tilawah Alquran pada bulan suci Ramadhan juga perlu senantiasa dirutinkan kembali di bulan-bulan selanjutnya usai Ramadhan, meski betapa padatnya rutinitas sehari-hari.

Terpopuler