Mudik Ada Sejak Zaman Majapahit, Diprediksi 193 Juta Orang Mudik Lebaran

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil

Rabu 03 Apr 2024 14:45 WIB

Arus Mudik (ilustrasi) Foto: republika Arus Mudik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi puncak arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi pada 8 April 2024 dan puncak arus balik berada di tanggal 14 April 2024. Berdasarkan survey Kemenhub sebanyak 71,7 persen warga Indonesia atau 193 juta orang akan mudik lebaran 2024.

"Bagi masyarakat Indonesia, mudik telah menjadi fenomena sosial yang rutin dilakukan oleh para perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Kegiatan mudik biasanya dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri atau Idul Adha," kata Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Abdul Muiz Ali kepada Republika, Rabu (3/4/2024)

Baca Juga

Kiai Muiz mengatakan, meski istilah mudik mulai populer sejak tahun 1970-an, tetapi akar sejarahnya sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Konon, kegiatan mudik dilakukan oleh para petani Jawa, untuk kembali ke kampung halamannya atau daerah asalnya untuk membersihkan makam leluhurnya.

Mencintai Tanah Air atau tempat kelahiran bisa disebut sebagai fitrah dan karakteristik manusia. Seseorang pasti akan ingat kampung halaman. Terlebih saat momentum lebaran seperti hari raya Idul Fitri atau Idul Adha.

"Dikisahkan, karena cintanya Rasulullah SAW terhadap kota Makkah, sebagaimana manusia pada umumnya, Rasulullah merasakan sedih meninggalkan kota Makkah. Seandainya bukan perintah Hijrah, tentu Rasulullah tidak meninggalkan kota Makkah. Rasulullah sangat mencintai tanah kelahirannya, yaitu Makkah," ujar Kiai Muiz.

Kiai Muiz mengatakan, ekspresi cinta Nabi Muhammad SAW terhadap tanah kelahirannya, terlihat dari riwayat Ibnu Abbas dalam hadits riwayat at-Tirmidzi. Ibnu Abbas menjelaskan betapa cinta dan bangganya Rasullullah SAW pada tanah kelahirannya. Rasa cinta tersebut terlihat dari ungkapan kerinduan Nabi Muhammad SAW terhadap Makkah.

Rasulullah SAW berkata, "Alangkah indahnya dirimu (Makkah). Engkaulah yang paling kucintai. Seandainya saja dulu penduduk Makkah tidak mengusirku, pasti aku masih tinggal di sini." (HR Imam At-Tirmidzi).

 

 

Terpopuler