Mudik Bentuk Cinta Tanah Air, Rasulullah Juga Cinta Tanah Kelahiran

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 03 Apr 2024 14:41 WIB

Pemudik (ilustrasi) Foto: Republika/Wihdan Hidayat Pemudik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Muslim di Indonesia sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 2024 atau 1445 Hijriyah. Menjelang hari raya Idul Fitri, umat Islam di Indonesia biasanya berbondong-bondong pulang ke kampung halaman atau mudik.

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Abdul Muiz Ali menyampaikan mencintai Tanah Air atau tempat kelahiran bisa disebut sebagai fitrah dan karakteristik manusia. Seseorang pasti akan ingat kampung halaman. Terlebih saat momentum lebaran seperti hari raya Idul Fitri atau Idul Adha.

Baca Juga

Kiai Muiz mengatakan dikisahkan karena cintanya Nabi Muhammad SAW terhadap kota Makkah, sebagaimana manusia pada umumnya, Rasulullah SAW merasakan sedih meninggalkan kota Makkah.

"Seandainya bukan perintah hijrah, tentu Rasulullah SAW tidak meninggalkan kota Makkah, Rasulullah SAW sangat mencintai tanah kelahirannya, yaitu Makkah," kata Kiai Muiz kepada Republika, Rabu (3/4/2024)

Kiai Muiz mengatakan, ekspresi cinta Rasulullah SAW terhadap tanah kelahirannya, terlihat dari riwayat Ibnu Abbas dalam hadis riwayat Imam at-Tirmidzi. Ia menjelaskan betapa cinta dan bangganya Nabi Muhammad SAW pada tanah kelahirannya. Rasa cinta tersebut terlihat dari ungkapan kerinduan Nabi Muhammad SAW terhadap Makkah.

Nabi Muhammad SAW berkata "Alangkah indahnya dirimu (Makkah). Engkaulah yang paling kucintai. Seandainya saja dulu penduduk Makkah tidak mengusirku, pasti aku masih tinggal di sini." (HR Imam at-Tirmidzi).

Kiai Muiz menjelaskan, bagi masyarakat Indonesia, mudik telah menjadi fenomena sosial yang rutin dilakukan oleh para perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Kegiatan mudik biasanya dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri atau Idul Adha.

"Meski istilah mudik mulai populer sejak tahun 1970-an, tetapi akar sejarahnya sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Konon, kegiatan mudik dilakukan oleh para petani Jawa, untuk kembali ke kampung halamannya atau daerah asalnya untuk membersihkan makam leluhurnya," ujar Kiai Muiz.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi puncak arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi pada 8 April 2024 dan puncak arus balik berada di tanggal 14 April 2024. Berdasarkan survey Kemenhub sebanyak 71,7 persen warga Indonesia atau 193 juta orang akan mudik lebaran 2024.

Terpopuler