Apa Saja Ibadah Ramadhan untuk Gapai Lailatul Qadar?

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul

Senin 01 Apr 2024 16:30 WIB

Ilustrasi beritikaf untuk gapai lailatul qadar. Foto: istimewa/tangkapan layar Ilustrasi beritikaf untuk gapai lailatul qadar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kesempatan yang besar kepada umat Muslim di 10 hari terakhir Ramadhan untuk memperbanyak ibadah. Salah satu ibadah yang sangat ditekankan selama 10 hari terakhir Ramadhan adalah melakukan qiyamul lail atau sholat malam dan i'tikaf.

Keberkahan 10 hari terakhir Ramadhan sangat besar, sehingga amalan yang dilakukan pada malam tersebut nilainya lebih tinggi daripada ribuan bulan. Oleh karena itu, memperbanyak ibadah selama 10 malam terakhir Ramadhan memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk menemukan malam yang penuh berkah.

Baca Juga

Beberapa amalan yang bisa dilakukan di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan yaitu:

Pertama, memperbanyak berdoa dengan mengucapkan doa

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī.

Ya Allah, sungguh Engkau Maha Pemaaf yang Maha Pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami).

Kedua, melakukan sholat berjamaah di malam lailatul qadr

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melaksanakan sholat pada malam lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. (HR. Bukhari, no. 1901).

Ketiga, khusus untuk seorang laki-laki diwajibkan menunaikan sholat isya dan subuh secara berjamaah

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُول اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، يَقُوْلُ : (( مَنْ صَلَّى العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ ، فَكَأنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ في جَمَاعَةٍ ، فَكَأنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ )) رواه مُسْلِمٌ .

Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang melaksanakan sholat isya berjamaah, maka seolah ia telah melaksanakan sholat separuh malam. Dan barangsiapa yang melaksanakan sholat subuh berjamaah, maka seolah ia telah melaksanakan sholat semalaman penuh. (HR. Muslim).

 

Keempat, melindungi anggota badan, pendengaran, penglihatan, dan lidah dari segala sesuatu yang dilarang

Salah satu aspek penting dari menjaga diri dalam i'tikaf adalah melindungi diri dari penglihatan, pendengaran, dan lidah dari segala sesuatu yang buruk.

Penglihatan adalah pintu bagi banyak godaan dan godaan dunia. Dalam konteks i'tikaf, umat Muslim diminta untuk menghindari melihat hal-hal yang tidak layak atau berpotensi merusak ketenangan spiritual mereka. 

Perilaku ini termasuk menghindari dan memandang hal-hal yang memicu nafsu duniawi atau memperpanjang pandangan kepada yang tidak halal. Dengan memperkuat kontrol atas penglihatan, seseorang dapat mempertahankan kebersihan spiritual dan fokus pada tujuan ibadahnya.

Selama i'tikaf, umat Muslim juga disarankan untuk menghindari mendengarkan percakapan yang tidak bermanfaat atau membahayakan. Mendengarkan gosip, omongan yang bernada negatif, atau musik yang tidak islami dapat merusak kekhusyukan dan konsentrasi dalam ibadah. Dengan memperkuat kontrol atas pendengaran, seseorang dapat menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT.

Terakhir, dalam konteks i'tikaf, seseorang diharapkan untuk mengendalikan perkataan mereka, menghindari ghibah (menggunjing), bohong, atau perkataan yang kasar. Bertutur kata yang baik dan menjauhi omongan yang buruk adalah langkah penting dalam menjaga kesucian ibadah dan memelihara hubungan yang baik dengan sesama manusia.

Kelima, mengatur waktu dengan baik untuk bisa melakukan i’tikaf secara khusyuk

Termasuk menghindari penggunaan handphone yang berlebihan. 

Ketika seseorang memutuskan untuk melakukan i’tikaf, maka seharusnya bisa mengisi waktunya dengan memperbanyak ibadah, seperti sholat sunnah, membaca Alquran, mendengarkan kajian, merenungi diri dari dosa-dosa, dan lain-lain. Sehingga, tidak ada waktu untuk bermain handphone. 

Tanpa gangguan dari handphone, seseorang dapat lebih mudah untuk fokus dan berkonsentrasi dalam ibadah selama beri'tikaf. Tidak adanya notifikasi atau pesan yang mengganggu memungkinkan seseorang untuk benar-benar terlibat dalam dzikir, doa, dan bacaan Alquran dengan lebih mendalam.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Terpopuler