REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak Muslim yang meyakini bahwa tidurnya orang berpuasa akan mendapatkan pahala. Hal tersebut karena adanya sebuah hadits yang beredar dan berbunyi bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah dan mendapatkan pahala.
Menanggapi itu, pendakwah Ustadz Abdul Somad Batubara dalam salah satu ceramahnya menyebut bahwa itu adalah hadits dha'if atau hadits yang lemah. Artinya, hadits tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai hadits shahih dan hasan.
"Tidak bisa dipakai untuk alasan tidur siang terus saat berpuasa. Oleh sebab itu, (ketika berpuasa) jangan banyak-banyak tidur. Tidak pernah Nabi Muhammad banyak-banyak tidur siang," ujar Ustadz Abdul Somad yang menyarankan tidur secukupnya saja.
Dalam ceramah yang terpisah, pendakwah KH Yahya Zainul Ma'arif menyampaikan hal serupa. Pria yang dikenal dengan nama Buya Yahya itu menyebut tidak sepatutnya seorang Muslim terus-menerus tidur seharian saat menjalankan ibadah puasa.
"Imam Ghozali menyebutkan ada tingkatan pada orang berpuasa. Sebisa mungkin, puasa tetap bangun dan mengerjakan amal baik. Akan tetapi, kalau melek tapi mengarah pada perbuatan buruk, seperti bergunjing atau mendekati maksiat, lebih baik tidur," ungkap Buya Yahya.
Buya Yahya mengatakan, kalaupun ada Muslim yang tidur terus sepanjang hari sejak usai waktu sahur hingga jelang Maghrib, itu memang tidak akan membatalkan puasa. Ibadah puasanya tetap terhitung sah, namun akan lebih baik jika Muslim tidak demikian. Sebab, bulan Ramadhan adalah waktu yang berharga untuk memperbanyak ibadah. Apalagi, tidur yang terus-menerus berpotensi membuat seorang Muslim lalai menjalankan ibadah sholat lima waktu.
Seperti dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan, pahala yang didapat orang yang tidur saat berpuasa sebenarnya tetaplah pahala berpuasa, bukan karena tidur lantas mendapat pahala. Setidaknya, tidur bisa membuat seseorang terhindar dari perbuatan buruk dengan menggunjing dan sebagainya.
"Cuma, sayang sekali Ramadhan kalau banyak tidur. Jadilah golongan manusia yang berpuasa, tapi bangun, tidak tidur, dan melakukan amal ibadah, itu istimewa," kata pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah itu.