DLH DKI Ajak Warga Jalankan Gaya Hidup Green Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Selasa 19 Mar 2024 11:41 WIB

Warga membaca Al Quran sambil menunggu waktu buka puasa bersama di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Masjid Agung Al Azhar menyediakan 700 paket makanan berupa takjil dan makanan berat setiap harinya untuk umat Muslim yang ingin berbuka puasa di masjid tersebut selama bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah. Foto: Republika/Putra M. Akbar Warga membaca Al Quran sambil menunggu waktu buka puasa bersama di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Masjid Agung Al Azhar menyediakan 700 paket makanan berupa takjil dan makanan berat setiap harinya untuk umat Muslim yang ingin berbuka puasa di masjid tersebut selama bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengajak warga menjalankan ibadah puasa dengan penuh makna sekaligus menjaga kelestarian lingkungan atau gaya hidup ramah lingkungan saat Ramadhan (Green Ramadhan). Salah satunya dengan mulai mengurangi sisa makanan.

“Bulan Ramadhan merupakan momentum untuk memulai perhatian kita terhadap hubungan dengan lingkungan. Kita bisa menunjukkan rasa syukur dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” kata Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto melalui keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Baca Juga

 

Dia mengatakan Green Ramadhan dapat dimulai dari mengurangi sisa makanan dengan cara masak makanan secukupnya, sesuai dengan kebutuhan dan memakan hidangan berbuka puasa yang tersisa untuk dimakan kembali saat sahur.

 

“Prinsipnya kita kurangi food loss (makanan terbuang), seperti saat distribusi bahan pangan di pasar-pasar dan kurangi food waste (sampah makanan), sikap mubazir dalam konsumsi,” kata dia.

 

Selanjutnya, menghemat air, misalnya saat berwudhu. Oleh karena itu, Asep mengingatkan masyarakat memastikan untuk menggunakan air secara efisien, menutup keran saat tidak digunakan, hanya gunakan air sebanyak yang diperlukan untuk setiap langkah wudhu dan gunakan air bekas wudhu untuk menyiram tanaman.

 

Langkah berikutnya yakni mengurangi plastik sekali pakai saat berbelanja, seperti menggunakan wadah makan dan minum yang dapat dipakai ulang, hingga menghindari membeli makanan dan minuman untuk berbuka puasa dengan kemasan plastik sekali pakai.

 

“Semoga penggunaan kantong guna ulang di Jakarta makin maksimal di Ramadhan ini, karena DLH sudah menyediakan tempat tas guna ulang spunbond di pasar tradisional, semoga bisa dimanfaatkan,” ujar Asep.

 

Tas spunbond dibuat dengan cara melelehkan serat plastik, biasanya polipropilen, kemudian ditiupkan dan dibaringkan hingga membentuk lembaran seperti kain. Asep juga mengajak seluruh warga untuk lebih bijak menggunakan energi, seperti mematikan lampu dan peralatan elektronik saat tidak digunakan demi lingkungan yang lebih baik.

 

​​“Dengan menjaga lingkungan, kita telah menunjukkan rasa syukur kita. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan yang penuh berkah dan bermanfaat bagi diri kita sendiri, orang lain, dan lingkungan,” kata Asep.