Tafsir Ayat Tentang Melaksanakan Iktikaf pada Bulan Ramadhan

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil

Selasa 19 Mar 2024 06:08 WIB

itikaf (ilustrasi) Foto: ANTARA itikaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan besar untuk mengerjakan amalan – amalan yang baik dan menghindari larangan – larangan dari Allah SWT. Semua perbuatan baik yang dilakukan demi mengharapkan pahala dari Allah SWT. Hal yang biasa dilakukan umat Muslim ketika berpuasa adalah iktikaf.

Iktikaf secara Bahasa dapat diartikan sebagai berdiam diri, menahan, dan menjalankan sejumlah amalan, baik beribadah sunnah maupun yang wajib dengan bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, iktikaf juga dapat menghindari perbuatan hal – hal yang tidak bermanfaat dan fokus hanya untuk beribadah.

Baca Juga

Dalam surat Al Baqarah ayat 125 telah tercantum dalil tentang beritikaf yang berbunyi,

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

Arab latin: Wa iż ja'alnal-baita maṡābatal lin-nāsi wa amnā, wattakhiżụ mim maqāmi ibrāhīma muṣallā, wa 'ahidnā ilā ibrāhīma wa ismā'īla an ṭahhirā baitiya liṭ-ṭā`ifīna wal-'ākifīna war-rukka'is-sujụd

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang itikaf, yang ruku' dan yang sujud,"

Menurut tafsir tahlili Kemenag, bahwa telah diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin agar mengingat ketika Allah SWT menjadikan Ka‘bah sebagai tempat berkumpul manusia, tempat yang aman, dan menjadikan Makam Ibrahim a.s sebagai tempat salat. Makam Ibrahim a.s ialah tempat berpijak bagi Ibrahim ketika membangun Ka‘bah. 

 Perintah Allah SWT kepada Ibrahim dan Ismail itu untuk menenteramkan hati Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin dalam menghadapi keingkaran orang kafir dan untuk menerangkan kepada orang musyrik, Yahudi dan Nasrani bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW itu seasas dengan agama yang dibawa Nabi Ibrahim a.s, agama nenek moyang mereka.