Mengapa Disunnahkan untuk Sahur Sebelum Menunaikan Puasa?

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil

Selasa 19 Mar 2024 06:05 WIB

Asupan gizi selama puasa bisa dipenuhi saat sahur dan berbuka (Foto: ilustrasi buka puasa Ramadhan) Foto: Pexels Asupan gizi selama puasa bisa dipenuhi saat sahur dan berbuka (Foto: ilustrasi buka puasa Ramadhan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Amalan-amalan shaleh yang dikerjakan pada bulan Ramadhan merupakan suatu bentuk permohonan ampun kepada Allah SWT. Selain puasa yang dianjurkan kepada seluruh umat muslim, terdapat rangkaian yang dilakukan sebelum melaksanakan puasa, yaitu sahur. Sebelum melakukan ibadah puasa, disunnahkan bagi umat muslim untuk melaksanakan sahur.

“Di antara amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW pada rangkaian penunaian ibadah shiyam (puasa), khususnya di bulan Ramadhan adalah ibadah sahur,” kata Ustadz Adi Hidayat, dikutip dari akun Youtube pribadinya, Adi Hidayat Official, Senin 18/03/2024).

Baca Juga

Sahur berasal dari kata sahar, jika dijadikan jamak menjadi ashar. Sahar adalah adalah waktu sekitar 15 sampai 30 menit sebelum masuknya waktu fajar. Di dalam Alquran, Allah SWT memuliakan segolongan orang yang mengkhususkan amalan istigfar, permohonan ampunan, dan taubat pada waktu sahar tersebut.

Seperti yang tertulis pada surat Az Zariyat pada ayat 18 yang berbunyi,

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

Arab Latin : Wa bil-asḥāri hum yastagfirūn(a).

Artinya : “Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”

Dalam ayat tersebut dijelaskan, bahwa ada segolongan orang yang bertakwa, yang memiliki amlan spesial setelah ia melaksanakan ibadah tahajud sebelum tiba waktu fajar di waktu sahar. Ia menyibukkan diri dengan banyak istigfar kepada Allah SWT. Allah SWT juga mengelompokkan orang – orang yang gemar beristigfar pada waktu singkat menjelang fajar.

Bahkan dapat disandingkan dengan orang – orang yang memiliki kekuatan sabar dalam menghadapi musibah, orang – orang yang gemar memberikan infaq, dan juga orang – orang yang khusyuk dalam beribadah. Seperti keterangan pada surat Ali Imran ayat 17 yang berbunyi,

اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ

Arab Latin : Aṣ-ṣābirīna waṣ-ṣādiqīna wal-qāniṭīna wal-munfiqīna wal-mustagfirīna bil-asḥār(i).

Artinya : “(Juga) orang-orang yang sabar, benar, taat, dan berinfak, serta memohon ampunan pada akhir malam.”

“Orang – orang yang melakukan amalan – amalan seperti ayat tersebut pada waktu sahar disebut dengan sahur. Maka, jika aktivitas tersebut disandingkan dengan makan sebelum menunaikan ibadah puasa, menjadi bagian sunnah yang diisyaratkan juga dalam Alquran,” kata Ustadz Adi Hidayat.