Kemuliaan Bulan Suci Ramadhan yang Diungkap Alquran

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah

Senin 18 Mar 2024 17:45 WIB

Sejumlah santri mengikuti Tahfidzul Quran (hafalan Al Quran) di Masjid Al-Kautsar Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Lombok Barat, NTB, Ahad (17/3/2024). Tahfidzul Quran tersebut merupakan program wajib bagi santri dan menjadi ciri khas pada momentum Ramadhan dengan menggelarnya secara berjamaah menjelang berbuka puasa di 12 asrama santri yang ada di Pondok Pesantren tersebut. Foto:

1

Tunduk dalam ayat itu, demikian penjelasan Al Sya'rawi, bermakna ada di dalam ketundukan, kekalahan, dan kejatuhan. Artinya, Alquran diturunkan dalam situasi demikian dan umat Muslim harus menerimanya.

"Kemudian Allah SWT meminta kita untuk menghormati peristiwa turunnya Alquran dan menerimanya dengan berpuasa," jelasnya.

Syekh Al Sya'rawi juga menyampaikan puasa adalah menahan syahwat (nafsu) perut dan birahi di siang hari selama bulan Ramadhan. Dia juga memaparkan, syahwat atau nafsu itu ada di atas kebutuhan dan sesuatu yang ada di atas kebutuhan adalah syahwat.

Alquran membawa pedoman Allah SWT dan Alquran adalah mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. Ini berarti bahwa peristiwa besar ini (turunnya Alquran) adalah peristiwa yang memetakan gerak hidup seseorang berdasarkan pedoman yang diberikan Allah SWT.

Peristiwa turunnya Alquran tentu memberi kejutan bagi banyak orang. Karena hal tersebut berkaitan dengan dua hal mendasar dalam kehidupan manusia. Pertama, sesuatu yang menjadi penopang kehidupan manusia, yakni makan dan minum. Kedua, adalah sesuatu yang terkait dengan kelangsungan hidup umat manusia dan hubungan antara pria dan wanita.

Sumber: Elbalad

Terpopuler