Keluhan GERD Disebut Bisa Membaik Ketika Puasa Ramadhan, Kok Bisa?

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti

Ahad 17 Mar 2024 17:33 WIB

Penderita Gerd menjalani puasa (ilustrasi). Pasien GERD yang menjalani puasa Ramadhan, terdapat penurunan gejala klinis dibandingkan dengan pasien GERD yang tidak berpuasa. Foto: republika.co.id Penderita Gerd menjalani puasa (ilustrasi). Pasien GERD yang menjalani puasa Ramadhan, terdapat penurunan gejala klinis dibandingkan dengan pasien GERD yang tidak berpuasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengidap penyakit refluks asam lambung atau yang biasa disebut GERD kerap merasa waswas ketika berpuasa. Sebab jika kambuh, ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh penyakit ini bisa berkali lipat, karena tidak dapat diatasi dengan makan atau minum. 

Lantas, bagaimana penderita GERD bisa lancar berpuasa tanpa khawatir kondisinya akan kambuh? Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi, Lianda Siregar, mengatakan pengidap GERD sebenarnya tetap bisa berpuasa dengan aman dan nyaman.

Baca Juga

Lianda menjelaskan, GERD adalah gangguan pencernaan di mana cairan asam lambung “naik” dari lambung ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan bagian dalam saluran pencernaan. Gejala yang biasa terjadi adalah rasa asam atau pahit di mulut dan sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati.

Selain itu, saat GERD kambuh, gejala lainnya termasuk mual, muntah, begah, nyeri dada, bahkan gangguan pernapasan. "Meskipun tak mudah menjalaninya, pada dasarnya semua penderita GERD boleh berpuasa," kata Lianda, dikutip dari siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Radhiyatam M dkk dengan tajuk "The Effects of Ramadhan Fasting on Clinical Symptoms in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease tahun 2016". Penelitian melibatkan 130 pengidap GERD yang dibagi dalam dua kelompok yakni kelompok pengidap GERD yang berpuasa Ramadhan dan kelompok GERD yang tidak berpuasa Ramadhan. 

Pasien dievaluasi menggunakan GERD-Q (kuesioner GERD). Hasil penelitian menunjukkan pada pasien GERD yang menjalani puasa Ramadhan, terdapat penurunan gejala klinis dibandingkan dengan pasien GERD yang tidak berpuasa. 

Ada beberapa alasan terkait membaiknya keluhan GERD ketika menjalani puasa Ramadhan, salah satunya adalah karena pola makan menjadi teratur, yaitu hanya pada saat sahur dan berbuka. Selain itu, asupan camilan-camilan tidak sehat yang biasanya dikonsumsi pada siang hari pun berkurang, sama halnya dengan terhentinya kebiasaan merokok saat berpuasa. 

Pada bulan Ramadhan, umat Islam juga dianjurkan untuk menjaga emosi dan mengendalikan diri, sehingga dapat mengelola stres lebih baik. Dokter yang praktik di RS Pondok Indah, Puri Indah, Jakarta, itu menyimpulkan, pengidap GERD tidak perlu terlalu khawatir untuk berpuasa Ramadhan. 

"Memang, masih ada risiko GERD kambuh yang akan membuat sensasi tidak nyaman di perut. Ketika hal itu terjadi, tak perlu memaksakan diri untuk melanjutkan berpuasa. Sebaiknya, segera atasi GERD dengan mengonsumsi obat yang telah diresepkan dokter," ujar Lianda.