Hindari ISPA, Masyarakat Diimbau Hindari Minuman Dingin Selama Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Ahad 10 Mar 2024 20:23 WIB

Es teler. Foto: Republika/Wilda Fizriyani Es teler.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mengimbau masyarakat tidak mengonsumsi makanan ataupun minuman dingin selama Ramadhan 1445 Hijriyah. Hal ini dianjurkan guna menghindari penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

 

Baca Juga

"Dalam rangka menghadapi bulan suci Ramadhan kami imbau agar tidak mengonsumsi makanan yang dingin di saat musim hujan, sebab dapat menurunkan imun dan menyebabkan penyakit ISPA," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani, Ahad (10/3/2024).

 

Penyakit ISPA disebabkan karena virus ataupun bakteri yang dapat menyerang ke semua usia, baik dari balita hingga lansia khususnya yang fisik atau imunitas tubuh melemah. Selain itu, para pekerja lapangan juga rentan terkena dan sehingga masyarakat disarankan untuk menggunakan masker karena berhadapan langsung dengan debu dan polusi, serta kondisi cuaca yang berubah-ubah.

 

Ia menyebutkan, jika kondisi tubuh atau imunitas manusia menurun maka dapat menyebabkan sejumlah penyakit datang seperti demam, flu dan lainnya. Oleh karena itu, dirinya mengimbau agar masyarakat selama Ramadhan mengkonsumsi makanan dan minuman yang hangat dan tidak tidur terlalu malam.

 

Kemudian, istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan yang seimbang dan sehat, serta menghindari makanan cepat saji. Hal tersebut diimbau dilakukan sebab sejak Januari hingga Desember 2023 kasus ISPA di wilayah tersebut mencapai 30.719 kasus.

 

Meskipun jumlah kasus ISPA di Kota Bengkulu cukup tinggi, kata Joni, masyarakat diminta tidak perlu khawatir karena penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu tujuh hingga 14 hari. Namun, warga juga harus tetap menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi air putih yang banyak, makanan bergizi dan istirahat yang cukup.

 

"Jika memiliki gejala seperti demam dianjurkan minum obat penurun panas tapi disarankan untuk tidak mengonsumsi obat," kata dia.

 

Hal tersebut dilakukan guna mencegah meningkatnya kasus penyakit infeksi saluran pernapasan atas di tengah masa kemarau yang masih terjadi.