Jamaah An Nadzir Gowa Mulai Puasa Ramadhan pada 10 Maret 2024

Red: Ani Nursalikah

Jumat 08 Mar 2024 23:37 WIB

Jamaah An Nadzir di Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Foto: Antara/Abriawan Abhe Jamaah An Nadzir di Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Jamaah An Nadzir menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah melalui metodologi dan hasil pengamatan bulan secara internal kelompoknya di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan jatuh pada hari Ahad, 10 Maret 2024.

"Kami sampaikan Jamaah An Nadzir memiliki ilmu metodologi dan tata cara sendiri dalam memantau dan menetapkan 1 Ramadhan, serta 1 Syawal dan 10 Zulhijjah," ujar Pimpinan Jamaah An Nadzir Gowa, Al Ustadz HM Samiruddin Pademui, Jumat (8/3/2024).

Baca Juga

Ilmu metodologi ini merupakan hasil pengajaran dari guru dan Imam KH Syamsuri Abdul Madjid yang diklaim menjamin kebenaran ilmu serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Berdasarkan hasil pemantauan bulan internal beberapa bulan terakhir, Samiruddin menyampaikan hasilnya secara singkat. Pertama, pemantauan bulan dimulai dengan mengamati tiga bulan purnama 14, 15, dan 16 Sya’ban 1445 Hijriyah yang secara berurutan bertepatan dengan 23, 24, dan 25 Februari 2024.

Kedua, setelah menetapkan tiga purnama pada pertengahan bulan Sya’ban itu, selanjutnya menghitung perjalanan bulan. Maka, didapatkan 27, 28, dan 29 Sya’ban 1445 Hijriyah bertepatan 7, 8, dan 9 Maret 2024.

Ini dilakukan sambil memperhatikan jam terbitnya bulan di ufuk Timur, saat fajar kazib, siddiq dan pagi hari termasuk melihat bayangan bulan bersusun dengan menggunakan kain tipis hitam.

Ketiga, menggunakan alat bantu teknologi aplikasi melalui ponsel pintar yang sudah diteliti beberapa tahun terakhir. Akurasi datanya sangat mendukung dan memudahkan untuk menentukan waktu atau jam terjadinya pergantian atau bulan baru, konjungsi dari bulan Sya’ban ke Ramadhan 1445.

"Hal itu juga diikuti oleh fenomena alam, seperti adanya hujan, angin kencang, petir dan pasang puncak (kondak) air laut," katanya.

Keempat, perlu dipahami selama bulan masih duluan terbit di ufuk Timur daripada matahari, itu artinya masih bulan tua. Namun sebaliknya, jika matahari sudah duluan terbit di ufuk Timur dari pada bulan sehingga dianggap itu sudah bulan baru atau hilal.

Kelima, pada Ahad, 10 Maret 2024, akhir bulan Sya’ban 1445 Hijriyah, diprediksi terbit di ufuk timur sekitar pukul 05.49 Wita, sementara matahari terbit jam 06.07 Wita. Meskipun sudah sulit dilihat secara kasat mata, sebagaimana sulitnya melihat hilal. Perjalanan akhir bulan Sya’ban sudah tidak sampai lagi ke Barat.

"Artinya, pada Ahad sudah terjadi pergantian atau new moon (bulan baru) konjungsi dari bulan Sya’ban ke Ramadhan, yang terjadi sekitar jam 17.02 Wita. Berdasarkan, hasil pemantauan bulan tersebut, maka Jamaah An Nadzir mulai puasa hari Ahad dengan niat menyambut datangnya Ramadhan," katanya.

Sebelumnya, organisasi Islam Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriyah pada Senin, 11 Maret 2024 dengan menggunakan metode hisab wujudul hilal hakiki. Sedangkan untuk ketetapan pemerintah melalui Kementerian Agama belum memastikan karena masih akan melaksanakan rukyatul hilal (pemantauan hilal melalui teropong) untuk menentukan awal puasa.

Terpopuler