Muhammadiyah Ingatkan Puasa Ramadhan Jangan Sebatas Rutinitas

Red: Ani Nursalikah

Jumat 08 Mar 2024 23:29 WIB

Jamaah membaca Alquran saat menunggu waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (5/4/2023). Foto: Republika/Thoudy Badai Jamaah membaca Alquran saat menunggu waktu berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (5/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Syamsul Anwar mengingatkan umat Islam agar menjadikan puasa pada bulan Ramadhan tidak hanya menjalankan kewajiban rutinitas semata, tetapi dijadikan momentum mendidik diri.

"Umat Islam perlu meneguhkan diri dan tidak menjadikan bulan puasa semata hanya sebuah kewajiban rutinitas yang berpeluang dapat dianggap sebagai sebuah beban," ujar Syamsul dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/3/2024).

Baca Juga

Sebelum datang bulan Ramadhan, Syamsul meminta kepada seluruh warga Muhammadiyah untuk menyambut dengan gembira, serta ritual ibadah puasa selama sebulan jangan dijadikan beban.

Puasa dalam pemahaman Agama Islam, kata dia, tidak sebatas menahan lapar dan dahaga, melainkan juga sebagai cara mendidik spiritualitas. Selain itu, puasa juga sebagai sarana bagi manusia untuk meningkatkan kepekaan sosial, menahan amarah, dan lainnya.

"Bulan Ramadhan perlu dijadikan sebagai momentum untuk mendidik diri sendiri agar mendapatkan hikmah dari ibadah puasa," kata Syamsul.

Senada dengan Syamsul, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah mengajak umat Islam untuk menyambut Ramadhan 1445 Hijriyah dengan rasa syukur dan gembira.

"Oleh karena itu, sebagai umat Islam harus menyiapkan diri dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang tinggal menghitung hari, termasuk menyiapkan tempat-tempat yang akan digunakan untuk beribadah nanti," katanya.

PP Muhammadiyah melalui keputusan resmi organisasi, menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada 11 Maret 2024. Hasil penghitungan hisab hakiki wujudul hilal tersebut diperkirakan akan berbeda dengan sejumlah kelompok umat Islam lain di Indonesia.

"Itu mungkin berbeda dengan saudara-saudara kita, tetapi mungkin Idul Fitri sama. Kita sudah biasa berbeda, jadi tidak apa-apa," kata dia.

Terpopuler