REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Permintaan kerupuk gendar yang lebih dikenal kerupuk asoy di Kabupaten Lebak, Banten, cenderung meningkat tajam menjelang Ramadhan 2024. Hal ini diakui oleh salah satu pelaku UMKM produksi kerupuk asoy, Cepi.
"Kami biasanya produksi 1 ton dengan omzet Rp 20 juta per bulan, namun jika menjelang Ramadhan dan bulan puasa permintaan meningkat. Bisa 2 ton," kata pelaku UMKM produksi kerupuk asoy lainnya Cepi (45) warga Kalanganyar Kabupaten Lebak, Selasa (5/3/2024).
Pelaku UMKM produk kerupuk gendar di wilayah Lebak terdapat 13 unit usaha dan mampu menggulirkan perputaran uang hingga ratusan juta rupiah per bulan. "Kami menggeluti usaha kerupuk Asoy sejak 10 tahun dan mampu membantu ekonomi keluarga dan menyerap tenaga kerja," kata Cepi menjelaskan.
Hal sama dikatakan Maman. Pelaku UMKM berusia 50 tahun asal Lebak ini mengaku pihaknya mulai kewalahan dengan permintaan masyarakat.
Konsumen kerupuk gendar memang masih didominasi wilayah di Banten seperti Rangkasbitung, Pandeglang dan Kota Serang. Namun juga ada yang permintaan dari provinsi lain.
Dengan meningkatnya permintaan, omzet pendapatan pada Maret-April 2024 Serang diprediksi naik dua kali lipat dari sebelumnya Rp20 juta bisa mencapai Rp 40 juta per UMKM.
"Kami sudah biasa setiap menjelang Ramadhan sampai bulan puasa banyak permintaan pasar," katanya menjelaskan.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan produksi kerupuk asoy itu merupakan binaan pemerintah daerah, bahkan mereka mendapatkan bantuan modal untuk UMKM Rp 3,6 juta. Selama ini, pelaku UMKM kerupuk asoy yang berkembang di Kecamatan Rangkasbitung, Kalangan dan Cibadak menjual produknya ke pengepul dan dipasok ke luar daerah.
"Kami berharap usaha kerupuk gendar di daerah ini menjadi klaster ekonomi masyarakat sehingga dapat memutuskan mata rantai kemiskinan ekstrem," katanya menjelaskan.