Begitu Banyak yang Puasa Ramadhan, Tapi Hanya Dapat Lapar dan Hausnya, Mengapa?

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul

Selasa 05 Mar 2024 17:45 WIB

Ilustrasi berpuasa sambil beraktivitas di masjid. Foto: Republika/Thoudy Badai Ilustrasi berpuasa sambil beraktivitas di masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat sedikitnya tiga kenikmatan bagi orang yang berpuasa. Pertama adalah kenikmatan ketika berbuka puasa. Kenikmatan tersebut bisa dirasakan dengan mudah. Sebab setiap adzan Maghrib berkumandang, setiap Muslim pun merasakan segarnya air yang diteguknya.

Guru Besar Ushul Fiqih UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Hasanuddin AF (almarhum), pernah menyampaikan, kenikmatan orang yang puasa tidak akan dirasakan oleh orang yang tidak puasa. Tentu berbeda nikmatnya ketika orang puasa dan yang tidak, meneguk air di waktu adzan Maghrib.

Baca Juga

Prof Hasanuddin, yang pernah menjabat lama sebagai ketua Komisi Fatwa MUI, juga menjelaskan, kenikmatan lain bagi orang berpuasa ialah berjumpa dengan Allah SWT di akhirat. Inilah kenikmatan tertinggi. Bayangkan ketika seorang anak yang sudah lama tidak bertemu orang tuanya, kemudian pada akhirnya dapat berjumpa. Sungguh ini nikmat yang begitu tinggi.

Namun, tidak semua Muslim bisa mendapat kenikmatan bertemu Allah SWT. Sebab, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, betapa banyak orang berpuasa yang hasilnya hanya lapar dan haus.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

- ربَّ صائمٍ ليسَ لَه من صيامِه إلَّا الجوعُ وربَّ قائمٍ ليسَ لَه من قيامِه إلَّا السَّهرُ

"Berapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapat pahala puasa kecuali lapar dan haus. Berapa banyak orang yang bangun malam, tapi tidak mendapat pahala darinya kecuali bangun malam itu saja." (HR. An-Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Hadis tersebut merupakan peringatan supaya setiap Muslim tidak menyia-nyiakan momentum bulan suci Ramadhan. Maka tingkatkan segala amal ibadah selama bulan tersebut. Sebagaimana dikuatkan lewat hadits berikut:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ، الصِّيَامُ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ

Rasulullah SAW bersabda, "Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji." (HR. Baihaqi dan Al-Hakim)

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Terpopuler