REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Damai akan hadir jika setiap insan atau orang diperlakukan sama dan adil. Damai akan terwujud manakala kerukunan terjadi dalam strata sosial, kaya dan miskin, tua dan muda, pejabat atau non pejabat tidak ada perbedaan sama sekali.
Hal tersebut disampaikan Prof Asep Saepudin Jahar yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta saat menjadi Khatib Sholat Id di Masjid Istiqlal pada Sabtu (22/4/2023).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS Ali Imran: 110)
Prof Asep menerangkan ayat 110 dari Surah Ali Imran tersebut menjelaskan umat Rasulullah SAW disebut sebagai umat terbaik dengan syarat mengajak berbuat baik dan mengimbau manusia menjauhi kejahatan.
"Ibadah puasa yang telah kita lalui sebulan penuh adalah bagian dari gemblengan sarana untuk melenturkan hati dan mempertajam kepekaan ilahiyah dan insaniyah," kata Prof Asep saat khutbah sholat Id di Masjid Istiqlal, Sabtu (22/4/2023).
Ia menjelaskan kepekaan insaniyah yaitu selalu berupaya memberikan kebahagiaan kepada orang lain berdasarkan prinsip kerukunan dan kebersamaan. Walau berbeda dalam hal keyakinan, pandangan atau identitas sosial.