Kisah Itikaf Rasulullah SAW di Akhir Ramadhan

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul

Rabu 19 Apr 2023 16:44 WIB

Jamaah membaca Alquran saat beritikaf di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (14/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, umat muslim melakukan itikaf atau berdiam diri di masjid dengan beribadah untuk meraih malam lailatul qadar atau malam kemuliaan. Foto: Republika/Thoudy Badai Jamaah membaca Alquran saat beritikaf di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (14/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, umat muslim melakukan itikaf atau berdiam diri di masjid dengan beribadah untuk meraih malam lailatul qadar atau malam kemuliaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW mendorong umat umatnya untuk memperbanyak ibadah di selama bulan Ramadhan, termasuk di 10 hari terakhir Ramadhan. Di penghujung Ramadhan ini, Rasulullah pun melakukan i’tikaf bersama para sahabanya, khususnya pada sepuluh pertengahan di bulan Ramadhan.

Seperti riwayat hadits dari Abu Salamah ra diceritakan, Nabi keluar pagi hari yang ke-20, lalu berkhutbah di hadapan pada sahabat, termasuk seorang sahabat bernama Abu Sa’id.

Baca Juga

“Diperlihatkan kepadaku Lailatul Qadar. Kemudian aku lupa malam itu. Carilah 10 yang akhir pada bilangan ganjil. Sesungguhnya aku melihat, bahwa aku sujud dalam air dan tanah. Barang siapa yang i’tikaf beserta Rasulullah hendaklah ia kembali,” kata Nabi Muhammad SAW.

Malamya orang-orang pun ke masjid untuk i’tikaf besama Nabi. Malam itu tidak ada sepotong awan pun terlihat di langit. Tiba-tiba awan segera datang dan hujan turun dengan derasnya sampai air mengalir pada atap masjid yang hanya terbuat dari pelepah daun kurma.

Kemudian, orang iqamat untuk sholat. Rasulullah terlihat sujud di atas air tanah berlumpur, sehingga Abu Sai’d melihat bekas tanah di kening nabi.

Dilansir dari pwmu, Istri Nabi, Aisyah Ra juga pernah menceritakan kisah Rasulullah SAW di pengujung Ramadhan. Aisyah mengatakan, saat Rasulullah SAW i’tikaf di masjid, kadang menolongokkan kepalanya ke dalam rumah Aisyah, tapi nabi tetap berada di dalam masjid.

Kemudian, Aisyah menyisir rambut nabi. Dan biasanya nabi tidak pernah masuk ke rumah (apabila sidang i’tikaf), kecuali jika Nabi ada keperluan. Begitulah saat nabi sedang I’tikaf.