Kemenkes Imbau Pemudik untuk Hidup Bersih dan Sehat Cegah Penularan Covid-19

Red: Nora Azizah

Senin 17 Apr 2023 23:08 WIB

Pemudik memasukkan tas ke bagasi bus di Terminal Bus Jombor, Sleman, Yogyakarta, Senin (17/4/2023). Sejak H-6 atau Sabtu (15/4/2023) hingga kemarin sebanyak 3 ribu pemudik berangkat dari Terminal Bus Jombor menuju Jakarta dan Sumatera. Menurut petugas puncak arus mudik di Terminal Bus Jombor terjadi pada Sabtu (15/4/2023) kemaren dengan pemberangkatan mencapai 1300an pemudik. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Pemudik memasukkan tas ke bagasi bus di Terminal Bus Jombor, Sleman, Yogyakarta, Senin (17/4/2023). Sejak H-6 atau Sabtu (15/4/2023) hingga kemarin sebanyak 3 ribu pemudik berangkat dari Terminal Bus Jombor menuju Jakarta dan Sumatera. Menurut petugas puncak arus mudik di Terminal Bus Jombor terjadi pada Sabtu (15/4/2023) kemaren dengan pemberangkatan mencapai 1300an pemudik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan disiplin perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) demi mengurangi risiko tertular virus COVID-19 varian Arcturussaat mudik Lebaran 2023. "Jaga kesehatan dengan PHBS karena mudik itu kan perjalanannya bisa memakan waktu lima sampai sepuluh jam, bahkan lebih, selain risiko terpapar COVID-19 juga bisa sakit karena kelelahan kalau badan tidak sehat," kata Juru Bicara KemenkesMohammad Syahril dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (17/4/2023).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa pandemi masih adadan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus karena subvarian baru. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan masker dengan benar.

Baca Juga

"Masker direkomendasikan pada orang-orang yang merasa sakit, misal batuk atau pilek, dan penggunaan masker juga ditujukan untuk menjauhi orang-orang yang sedang sakit, jadi besar harapankami untuk orang-orang yang sakit agar pakai masker dengan benar," kata dia.

Selain PHBS dan disiplin menggunakan masker, Syahril juga menegaskan agar vaksinasi dosis ketiga segera dilakukan, baik bagi pemudik maupun orang yang dikunjungi. "Vaksin penting tidak hanya untuk yang mudik, tetapi juga untuk yang dikunjungi. Saat ini, persentase vaksinasi dosis ketiga masih 42 persen, di bawah 70 persen, jadi masyarakat diharapkan segera datang ke faskes terdekatatau di posko-posko kesehatan di stasiun, bandara, maupun terminal untuk mendapatkan vaksin," katanya.

Ia juga mengatakan, beberapa stok vaksin menipis karena kebutuhan meningkat. Oleh karena itu,pemerintah sudah memberlakukan kebijakan untuk substitusi produk dalam negeri.

"Nanti akan ada edaran dari Kemenkes terkait ini," ujar dia.

Adapun per hari ini, perkembangan kasus COVID-19 varian Arcturus telah bertambah menjadi tujuh orang, dua di antaranya dari Surabaya, tiga lainnya dari Jakarta, sedangkan dua pasien yang dilaporkan terpapar Arcturus pertama kali sudah dinyatakan sembuh. 

"Kabar baiknya, kelima pasien baru ini memiliki gejala yang ringan, jadi masyarakat tidak perlu panik, cukup tingkatkan disiplin protokol kesehatan dan segera lakukan vaksinasi dosis ketiga," kata dia.

Meski terjadi peningkatan kasus, belum dilaporkan adanya kematian, sedangkan saat ini kondisi Indonesia masih dalam keadaan stabil. "Arcturus masih dalam varian under monitoring, belum concern, dan jumlah dirawat masih belum di atas lima per 100.000 penduduk, serta penambahan kasus masih dalam angka satu per 100.000 penduduk, jadi ini masih stabil," kata Syahril.

Ia juga melaporkan bahwa Menteri Kesehatan Republik Indonesia baru saja menerima hibah obat antivirus Paxlovid dari Australia dengan total sebanyak 24.096 dosis, untuk mengurangi tingkat keparahan pasien yang terpapar COVID-19.