REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umat islam dianjurkan melakukan itikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan. Itikaf dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, seperti apa batas maksimal dan minimal Itikaf?
Dikutip dari buku Risalah tentang Itikaf dan Lailatul Qodr oleh Abu Ubaidah Yusuf, Para ulama berselisih pendapat tentang batas minimal itikaf menjadi beberapa pendapat:
1. Minimalnya satu hari.
2. Minimalnya sehari semalam.
3. Minimalnya sepuluh hari.
4. Minimalnya sebentar. Ini pendapat kebanyakan ulama.
Pendapat yang lebih kuat adalah sehari. Andaikan ada syariat itikaf walau hanya sebentar pasti akan ada nukilan dari Nabi dan para sahabat.
Adapun batas maksimalnya, maka tidak ada batasnya selama tidak mengandung pelanggaran syariat, sebagaimana kesepakatan ulama, seperti dinukil oleh Imam Ibnul Mulaqqin dalam Al-I’lam bi Fawaid Umdatil Ahklam.
Sementara, itikaf secara bahasa adalah berdiam diri. Secara istilah adalah berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah dari seorang tertentu yang memiliki sifat-sifat tertentu.
Melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan merupakan sunnah yang dianjurkan, berdasarkan dalil Alquran, hadits dan ijma. Dan bisa wajib apabila dengan nadzar.
Allah Subhanahu wa Ta\'ala berfirman,
وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ
Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam masjid. (QS. al-Baqarah ayat 187)