Yang Perlu Diperhatikan dari Sholat Jamak bagi Musafir

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 21 Apr 2023 04:23 WIB

Sholat jamak musafir  (Ilustrasi) Foto: Dok Republika Sholat jamak musafir (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR --  Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan seorang musafir  keringanan untuk menjamak dua sholat di salah satu waktunya.

Dalam buku Bekal Safar, Hukum dan Adab oleh Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata:

Baca Juga

Apabila dalam perjalanan Rasulullah ﷺ menjamak sholat zhuhur dan ashar serta maghrib dan isya’. (HR Bukhari dan Muslim)

Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata: "Boleh menjamak sholat zhuhur dan ashar di salah satu waktu keduanya sesuai kehendaknya. Demikian pula sholat maghrib dan isya, baik safarnya jauh atau dekat." (Syarah Shahih Muslim)

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan: “Boleh menjamak antara zhuhur dan ashar serta maghrib dan isya pada salah satu waktu keduanya”. (al-Muqni’)

Sholat yang boleh di jamak hanya antara sholat zhuhur dan ashar serta shalat maghrib dan isya. Adapun sholat shubuh tidak boleh di jamak dengan sholat yang sebelumnya atau sesudahnya, demikian pula tidak boleh menjama sholat ashar dengan maghrib.

Anas Radhiyallahu Anhu berkata:

Adalah Nabi ﷺ apabila berangkat sebelum matahari tergelincir beliau mengakhirkan sholat zhuhur hingga ashar kemudian menjama keduanya. Apabila beliau berangkat setelah zhuhur beliau sholat zhuhur kemudian baru berangkat. (HR Bukhari dan Muslim)

Sementara, tata cara menjamak sholat adalah menggabungkan dua sholat dalam salah satu waktu baik di akhirkan atau dikedepankan. Misalnya shalat zhuhur dan ashar di jamak (digabung) dikerjakan pada waktu zhuhur, atau pada waktu ashar, keduanya boleh. Hendaklah adzan untuk satu kali sholat dan iqomah pada setiap sholat. Yaitu satu kali adzan cukup untuk zhuhur dan ashar dan iqomah setiap sholat. (HR Bukhari).

photo
Infografis Rukun Sholat - (Dok Republika)