REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG --Ketua Umum Persis KH Jeje Zaenudin menjelaskan esensi dari i'tikaf adalah menghentikan seluruh aktifitas duniawi dan mengkhususkan diri berkonsentrasi dalam ibadah, berzikir, berdoa, dan bermunajat pada waktu dan tempat tertentu. Untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt sehingga merasakan ketenangan dan kebahagiaan jiwa.
"Rasulullah dan para sahabatnya memilih waktu i'tikaf di sepuluh terakhir Ramadhan, dengan berdiam diri dan beribadah di mesjid siang malam sampai waktu magrib malam Idul fitri. Yang beliau lakukan adalah membaca ulang dan merenungkan ayat ayat Quran, salat-salat sunnat, zikir dan doa,"ujar dia.
Tentu saja bagi orang-orang yang mempunyai kesempatan waktu, sangat utama jika melakukan i'tikaf sepuluh hari terakhir Ramadhan di masjid. I'tikaf tidak semata-mata sebagai ibadah ritual dengan mengucilkan diri di mesjid, tetapi juga sebagai sarana ibadah dan dapat menjadi kesempatan untuk evaluasi diri atas perjalanan hidup satu tahun kebelakang dan persiapan serta rencana satu tahun ke depan.
Selain itu melakukan i'tikaf juga bertujuan untuk meraih kemuliaan malam Qadar yang turun pada sepuluh terakhir Ramadhan.