REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, Endra S Atmawidjaja mengatakan, pemerintah melalui Dirjen Bina Marga, Dirjen Perhubungan Darat, dan Korlantas telah mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) terkait operasional angkutan logistik selama periode mudik dan balik lebaran 2023. Endra menyampaikan terdapat pengecualian dalam larangan operasional angkutan logistik.
"Angkutan logistik yang kita perbolehkan melintas di jalan arteri itu untuk golongan 1 yang memang sangat vital seperti angkutan BBM dan sembako," ujar Endra dalam jumpa pers dan media gathering bertajuk "Kesiapan Infrastruktur dalam Mendukung Mudik Lebaran" di Jakarta, Selasa (11/4/2023).
Endra menyampaikan, aturan ini merupakan bentuk antisipasi terjadinya lonjakan pemudik. Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta penyelenggaraan mudik dan balik lebaran dapat berjalan optimal.
Endra menyebut sejumlah titik menjadi perhatian pemerintah dalam menghadapi arus mudik, mulai dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pun dengan jalur yang melintasi Banten maupun Lampung yang diprediksi akan dilewati pemudik.
"Mudik tahun ini spesial, Bapak Presiden menyebut ada kenaikan 45 persen lebih tinggi dari tahun lalu. Saat ini sudah tidak ada pembatasan karena Covid-19," ucap Endra.
Untuk itu, Endra menyebut Kementerian PUPR telah menyiapkan 750 posko dengan 3.500 personel di seluruh jalan tol di Indonesia. Endra mengatakan peningkatan fasilitas, termasuk di rest area pun terus ditingkatkan.
"Semua kelengkapan layanan kita lengkapi, bahkan untuk hal-hal baru seperti SPKLU, kita juga menambah toilet di setiap rest area supaya tidak terjadi antrean, jumlahnya mencapai 9.000 toilet," lanjut Endra.
Tak hanya itu, Endra menyampaikan koordinasi pun dilakukan dengan BMKG guna mengantisipasi dampak akibat cuaca ekstrem. Endra menyampaikan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah menyiagakan sejumlah personel dan alat berat sebagai langkah antisipatif terjadinya bencana saat masa mudik dan balik.
"Posko mudik tidak hanya ada personel tapi alat berat dan prosedur saat terjadi semisal longsor, bisa langsung bergerak ke lapangan untuk bersihkan. Hal ini supaya tidak terjadi hambatan bagi perjalanan mudik," kata Endra.