REPUBLIKA.CO.ID, Menyambut datangnya Ramadhan, ada banyak ragam dan ekspresi kebudayaan yang bisa ditemukan. Di Desa Penyampak, Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, setiap awal bulan Ruwah, warga menggelar tradisi membuat dodol yang dilakukan dari pria perwakilan setiap keluarga yang tinggal di desa tersebut.
Bagi warga Desa Penyampak, tradisi membuat dodol sudah berlangsung lama. Ketua Panitia Dodol Bergema Penyampak, Joko Malis, mengatakan, tradisi memasak dodol di Desa Penyampak merupakan warisan nenek moyang yang sudah berlangsung ratusan tahun. Tradisi ini dilaksanakan pada bulan Ruwah sebagai bentuk kegembiraan warga menyambut bulan Ramadhan.
"Dodol menjadi hidangan utama untuk para tamu yang datang pada Sedekah Ruwah Desa Penyampak," kata Joko Malis.
Pada zaman dulu, warga membuat dodol secara mandiri di rumah masing-masing untuk persiapan Sedekah Ruwah. Namun mulai 2011, pembuatan dodol dilaksanakan di satu lokasi dengan melibatkan perwakilan dari seluruh keluarga di desa.
Untuk memberikan nilai keunikan kegiatan massal membuat dodol, warga kemudian menyepakati memberi nama tradisi dodol bergema (akronim dari bersama bersatu bergerak maju) yang dipusatkan di Lapangan Gorip, Desa Penyampak. Untuk tahun ini, pembuatan dodol massal dilaksanakan warga menggunakan 56 wajan. Dalam setiap wajan dikerjakan minimal tiga orang laki-laki yang secara bergantian mengaduk adonan dan menjaga nyala api agar stabil kecil sehingga dodol yang dimasak dengan durasi antara delapan jam hingga 10 jam itu hasilnya maksimal.
Menurut Joko Malis, ada beberapa keistimewaan yang menjadi ciri khas dodol Desa Penyampak. Tepung beras ketan hasil panen warga setempat dan tidak elok menggunakan tepung dari membeli di toko.
Karena proses memasak cukup lama, dodol penyampak tahan lama dan tidak akan basi tiga bulan sampai empat bulan. Pada proses ini warga juga tidak memakai bahan pengawet sama sekali.
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memfasilitasi upaya pelestarian tradisi warga Desa Penyampak yang menggelar kegiatan Dodol Bergema untuk menyambut datangnya Ramadhan. Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming menyampaikan, ini merupakan tradisi turun temurun yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal dan berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya.
"Dengan fasilitasi kegiatan ini, kami harapkan tradisi tersebut tetap bisa lestari dan bisa diwariskan ke generasi selanjutnya," kata Bong Ming Ming.
Menurut dia, Desa Penyampak, Kecamatan Tempilang merupakan salah satu desa yang memiliki keunikan yang khas dengan memanfaatkan kuliner sebagai alat pemersatu dan menjaga silaturahim.