Ada Tiga Tingkatan Puasa, Tingkat ke Berapa Puasa Kita?

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil

Rabu 22 Mar 2023 15:56 WIB

Ada Tiga Tingkat Puasa, Di tingkat Keberapa Puasa Kita?. Foto:   Manfaat berpuasa. Ilustrasi Foto: Republika/Thoudy Badai Ada Tiga Tingkat Puasa, Di tingkat Keberapa Puasa Kita?. Foto: Manfaat berpuasa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Al-Ghazali bernama asli Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan tiga tingkatan puasa. Penjelasan Imam Al-Ghazali ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua untuk mengetahui tingkatan puasa kita ada di tingkat ke berapa.

Imam Al-Ghazali menjerangkan, ketahuilah bahwa puasa itu ada tiga tingkat. Tingkat pertama adalah puasa umum. Tingkat kedua adalah puasa khusus. Tingkat ketiga adalah puasa yang khusus dari yang khusus.

Baca Juga

Puasa umum adalah mencegah perut dan kemaluan daripada memenuhi keinginannya. Menahan haus dan lapar, tidak minum dan makan, serta tidak melakukan hubungan suami istri. Sebatas manahan perut dan kemaluan dari keinginannya ini termasuk dalam puasa umum yang umum dilakukan semua orang Islam.

Puasa khusus adalah mencegah pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan anggota-anggota tubuh lainnya dari berbuat dosa.

Contoh puasa khusus adalah lidah ikut berpuasa dengan tidak mengucapkan kata-kata yang sia-sia, tidak mengucapkan dusta, tidak ghibah, tidak berkata keji, tidak mengumpat dan lain sebagainya.

Contoh puasa khusus lainnya adalah penglihatan atau mata ikut berpuasa dengan tidak melihat sesuatu yang makruh dan diharamkan untuk dilihat.

Puasa khusus dari yang khusus adalah puasa hati dari segala cita-cita yang hina dan segala pikiran duniawi, serta mencegah dari selain Allah secara keseluruhan.

Contohnya, hati ikut berpuasa dengan membersihkan hati dari keinginan yang hina, seperti serakah, iri, riya, berniat jahat dalam hati, berniat licik dalam hati, dan lain sebagainya.

Imam Al-Ghazali juga menjelaskan, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW dikatakan bahwa puasa setengahnya sabar dan sabar setengahnya iman.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Ash-shaumu nishfush-shabri (puasa itu setengah sabar)." Dirawikan Imam At-Tirmidzi dari seorang laki-laki dari suku Bani Salim dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah.

Rasulullah SAW juga bersabda, "Ash-shabni nishful iimaan (sabar itu setengah iman)." Dirawikan Abu Na'im dari Ibnu Mas'ud dengan sanad baik.

Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang bersabar mendapat pahala tanpa batas.

قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah (berhati teguh) yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (Surat Az-Zumar Ayat 10)