Bulan Ramadhan, Pertama Kali Umat Islam Sholat Kelilingi Ka’bah

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil

Sabtu 11 Mar 2023 21:09 WIB

Bulan Ramadhan, Pertama Kali Umat Islam Sholat Kelilingi Ka’bah. Foto:  Kabah (ilustrasi) Foto: RepublikaTV/Sadly Rachman Bulan Ramadhan, Pertama Kali Umat Islam Sholat Kelilingi Ka’bah. Foto: Kabah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat bulan suci Ramadhan datang, kehidupan umat Islam sungguh berbeda dibandingkan kondisi mereka di bulan-bulan lainnya. Sejak zaman dulu, selama sebulan penuh Ramadhan umat Islam selalu sibuk dalam keasyikan beribadah.

Dalam buku Tuntunan Puasa, Tarawih, & Sholat Idul Fitri, Buya Hamka mengatakan, kegiatan bulan Ramadhan telah menjadi tradisi sejak zaman dulu di seluruh dunia Islam. Di Makkah dan Madinah, para pejabat tidak terlihat di siang hari. Para pejabat dan menteri, menurut Buya Hamka, biasanya menerima tamu malam hari sehabis sholat Tarawih.

Baca Juga

Pada pertengahan abad pertama Hijriah, negeri Makkah diperintahkan oleh gubernur dari Bani Umayyah, yaitu Khalid bin Abdullah al-Qisni. Selama menjadi gubernur Makkah, penduduk semakin bertambah banyak.

Pada suatu hari di pertengahan bulan Ramadhan, masjid ramai dan penuh sesak oleh jamaah sholat Tarawih. Sehingga masjid tidak muat jika diadakan sholat berjamaah seperti biasa.

Menurut Buya Hamka, kebiasaan selama ini adalah pelaksanaan shalat menghadap kiblat dari satu penjuru saja, yaitu dari sebelah timur. Adapun yang dari sebelah barat belum dipakai untuk areal sholat para jamaah.

Karena itu, Gubernur Khalid bin Abdullah al-Qisni kemudian memerintahkan para jamaah sholat dengan seorang imam, untuk memenuhi sekeliling Ka’bah, dan imam berdiri sebelah timur berdekatan Hajar Ismail. Seluruh makmum berdiri mengelilingi imam, masing-masing menghadap kepada kiblat yang satu, walaupun ada yang berhadap-hadapan dengan imam.

Pada malam Tarawih, bulan puasa malam pertama itu lah baru orang melaksanakan sholat dengan mengelilingi Ka’bah dengan satu imam, sehingga membuat jamaah cukup tercengang, tetapi akhirnya dapat memahami.

“Rupanya di zaman Nabi SAW dan di zaman Khulafaur Rasyidin yang empat, belumlah pernah jamaah melaksanakan sholat mengelilingi Ka’bah sebagaimana yang kita lihat sekarang,” jelas Buya Hamka.

Ketika awal-awal pelaksanaan sholat Tarawih dengan mengelilingi Ka’bah, penduduk Makkah awalnya kaget. Tetapi, menurut Hamka, akhirnya mereka bisa menerima dan memahaminya. Tentu saja ulama-ulama pun menyetujui kebijakan sang gubernur sebab area sholat menjadi lebih lapang serta luas.

“Begitu pula jamaah haji yang baru datang dari negeri lain, ketika pertama kali sholat di Masjidil Haram ikut kaget dan tercengang, sama seperti orang-orang Makkah di kala itu,” kata Hamka.