Warga Lereng Merapi Gelar Tradisi Syawalan

Red: Agung Sasongko

Senin 09 May 2022 15:23 WIB

Sejumlah warga berkumpul saat mengikuti Tradisi Kenduri Ketupat Syawalan di lereng Gunung Merapi, Mlambong, Sruni, Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (12/6/2019). Foto:

1

Masyarakat penyelenggaraan upacara tradisi Syawalan Lebaran Ketupat tahun ini, disambut antusias, karena pemerintah sudah memberikan kelonggaran dengan mengizinkan mudik dan kegiatan tradisi yang mendatangkan banyak orang.

"Masyarakat tahun ini, kelihatan lebih sejahtera dibanding tahun sebelumnya. Karena, masyarakat yang memiliki ternak sapi meningkat menjadi 300 ekor sedangkan, jumlah ternak sapi di dukuh ini, sebelumnya hanya 200 ekor. Setiap warga di Dukuh ini, hampir semuanya memiliki ternak sapi sebagai sumber penghasilan keluarga selain bertani," kata Jaman.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali Darmanto yang hadir dalam acara tradisi tersebut mengatakan ternak sapi untuk masyarakat Boyolali pada umumnya dan Desa Sruni pada khusus merupakan bagian dari hidup dan kehidupan.Praktis, kata dia, hidup masyarakat secara keseluruhan tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan sapi.

Untuk itu, moment Hari Raya Lebaran Ketupat masyarakat memperlakukan ternak sapi bagian dari hidupnya."Jadi ketika dia suka, sapinya harus suka, sebaliknya jika dia sedih sapinya ikut bersedih. Hal ini, Syawalan Lebaran Ketupat dengan arak-arakan sapi ini, suatu tradisi yang baik sebagai peninggalan warisan budaya dari para pendahulu kami yang wajib hukumnya untuk dilestarikan," katanya.

Pemkab Boyolali melalui Disdikbud setempat yang tugas pokok fungsinya salah satunya pemajuan kebudayaan tentu mengapresiasi atas kegiatan ini. Harapannya, masyarakat lebih total dalam mengelola ternak sapinya sehingga hal ini, menjadi motivasi masyarakat untuk terus hidup bersama ternak demi kesejahteraan mereka, demikianDarmanto.