Sebarluaskan Kasih Sayang, Kerukunan, dan Kedamaian

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil

Senin 02 May 2022 08:38 WIB

Sebarluaskan Kasih Sayang, Kerukunan, dan Kedamaian. Foto: Prof Azyumardi Azra Foto: Dok Republika Sebarluaskan Kasih Sayang, Kerukunan, dan Kedamaian. Foto: Prof Azyumardi Azra

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Salah satu misi utama Islam di muka bumi adalah menyebarluaskan kasih sayang, kerukunan dan kedamaian. Hal itu disampaikan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof Azyumardi Azra saat menjadi khatib di Masjid Agung Sunda Kelapa, Senin (2/5/2022).

"Kasing sayang itu tidak hanya sesama manusia, juga dengan makhluk lain ciptaan Allah SWT, termasuk binatang (hayawanat/fauna), tumbuhan (nabatat/flora) dan benda tidak bernafas (jamadat)," katanya.

Baca Juga

Menurutnya, untuk kelangsungan hidup, umat manusia saling membutuhkan; juga antara manusia dengan ekosistem dan lingkungan alam. Tak patut jika manusia satu sama lain tidak berusaha mewujudkan perdamaian dan kedamaian. 

"Misi perdamaian dan kedamaian Islam tercermin dalam kata Islam yang berarti selamat, sejahtera, aman dan damai," katanya.

Akan tetetapi menyatakan Islam berarti salam (damai) saja tidak cukup. Setiap individu Muslim harus membuktikan lewat amal perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin cinta damai dan selalu berorientasikan menuju ke ‘Dar al-Salam’ dengan cara damai. 

Menegakkan amar maruf nahyi munkar diperintahkan Islam, tetapi nahyi munkar harus dilakukan secara maruf, yakni dengan baik, damai, persuasif, hikmah, bijak dan pengajaran baik; bukan secara mungkar, seperti pemaksaan dan kekerasan. Memang masih ada segelintir Muslim melakukan ‘aksi kekerasan tidak konvensional’ guna menciptakan ketakutan meluas dalam masyarakat dan dapat menimbulkan korban secara tidak pandang bulu (indiscriminate)’. 

"Tindakan ini disebut terorisme," katanya.

Pelaku aksi terorisme sering mengklaim tindakannya sebagai 'jihad fi sabilillah justifikasi keagamaan atas tindakan kekerasan jelas keliru. Seluruh ulama sepakat, jihad sah hanya sebagai usaha bela diri (difai), bukan agresi (ibtidai) yang melewati batas. 

"Jihad sah hanya bila dimaklumkan pemimpin dan ulama otoritatif, bukan oleh segelintir orang," katanya.

Bahkan jika jihad terpaksa dimaklumkan, itupun tidak boleh karena kemarahan dan kebencian yang membuat para pelakunya mengabaikan keadilan.

Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 190 yang artinya:

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

Selanjutnya Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 8 yang artinya. 

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."