Ramadhan Momentum Kebangkitan

Red: Agung Sasongko

Sabtu 30 Apr 2022 09:08 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto:

1

Menjadi kupu-kupu

Menjalani Ramadhan, kita dianugerahi bak menjadi kepompong. Selama tiga puluh hari itu, kita fokus untuk beribadah. Atas nama takwa, kita mengharamkan yang halal meski untuk sementara. Syekh Jamaluddin al-Qasimi dalam Saripati Ihya Ulumuddin menjelaskan, puasa merupakan nikmat yang besar dari Allah kepada para hamba. Dengan puasa, kita terhindar dari tipu daya setan dengan satu ilmu bernama kesabaran. Layaknya apa yang disabdakan Rasulullah SAW, Puasa itu setengah kesa baran. Dalam Alquran, Allah SWT telah berfirman, Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa penghitungan. (QS az-Zumar: 10).

Setelah menjalani hari ke-30, tampaklah perubahan pada diri. Puasa membuat kepompong itu lahir menjadi makhluk baru, yakni kupu-kupu. Lantas, apa sebenarnya ganjaran bagi orang berpuasa? Pahala orang bepuasa benar-benar melampaui batas penilaian dan penghitungan. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT menjelaskan, Sesungguhnya ia meninggalkan syahwatnya, makannya, minumnya karena Aku. Karena itu, puasa adalah milik-Ku dan Aku sendirilah yang akan membalasnya.

Pahala orang berpuasa akan dilimpahkan semua tanpa ditakar-takar. Pahalanya pun tak bisa diperkirakan dan tak terhitung nilainya.Begitulah apa yang dimaksud dengan puasa benar-benar untuk Allah dan memuliakan Allah meski ibadah lain juga untuk Allah. Mengapa demikian? Puasa merupakan ibadah pengekang an diri yang terbilang rahasia. Hanya dirinya yang mengetahui dia puasa atau tidak karena ibadahnya itu tak disaksikan orang lain.Berbeda dengan ibadah lainnya yang bersifat zahir dan tampak oleh makhluk. 

 

Kedua, puasa menghindarkan diri dari jalan setan yang dipicu oleh syahwat. Sementara, syahwat menjadi kuat dengan makan dan minum. Dengan begitu, kita menaklukkan musuh Allah lewat jalan puasa. Bukan cuma itu, kita bahkan mendapatkan imbas dari amalan kita dengan garansi pertolongan langsung dari Allah SWT jika apa yang kita lakukan diniatkan untuk menolong agama-Nya. Syekh al-Qasimi menulis, dalam pemberantasan gerakan musuh, terkandung sikap membela agama Allah dan pertolongan Allah bergantung pada pertolongan manusia kepada-Nya. Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Allah menolong kalian dan mengokohkan kaki kalian (kedudukan kalian). (QS Muhammad: 7).