Penduduk Makkah Rayakan Malam Ramadhan Penuh Nostalgia

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah

Jumat 22 Apr 2022 07:48 WIB

Penjualan kurma Ramadhan di Makkah. Penduduk Makkah Rayakan Malam Ramadhan Penuh Nostalgia Foto: Saudi gazette.com Penjualan kurma Ramadhan di Makkah. Penduduk Makkah Rayakan Malam Ramadhan Penuh Nostalgia

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Makkah terkenal sebagai kota kosmopolitan yang semarak sepanjang tahun. Sebagai tuan rumah ziarah haji dan musim umroh yang panjang, kota ini menarik perhatian pengunjung dari seluruh dunia dan menyatukan mereka dalam budaya, identitas, dan warisannya yang kaya, terutama selama bulan suci Ramadhan.

 

Baca Juga

Wali Kota distrik Al-Rusaifa, Sami Al-Mabaar mengatakan peziarah umroh berbagi kegembiraan, kesempatan, dan makanan mereka dengan penduduk setempat. “Semua warga lingkungan setempat, sangat bersemangat berpartisipasi dalam perayaan Ramadhan tahunan, yang membawa orang-orang lebih dekat,” katanya, dilansir di Arab News, Jumat (15/4/2022).

 

Makkah adalah kota dengan identitas spiritual yang unik. Muslim dari seluruh dunia datang ke kota, membawa serta mimpi, doa, adat istiadat, dan warisan mereka, yang mereka bagikan dengan orang-orang lokal yang ramah dan penuh hormat.

 

“Penduduk setempat berkumpul setelah sholat Tarawih. Mereka melihat malam Ramadhan sebagai kesempatan untuk berbagi makanan, bertukar cerita lama, dan mendiskusikan simbol budaya dan sosial yang berkembang di masa lalu,” kata Al-Maabar. 

 

Makkah telah menjadi pelopor dalam banyak hal selama bertahun-tahun dan akan terus melakukannya saat ini dan di masa depan. Kota juga ini dianggap sebagai salah satu kota bersejarah di dunia. Banyak sejarawan telah menulis tentangnya dan bagaimana hal itu telah mempengaruhi hati dan pikiran Muslim di seluruh dunia.

 

Kota ini dibangun di atas warisan negara-negara Arab dan Islam, menciptakan model sama yang menyerap budaya peziarah dan menginspirasi penduduk setempat. Al-Maabar mencatat penduduk di seluruh kota selalu tertarik untuk berpartisipasi dalam tradisi Ramadhan, termasuk menyiapkan makanan buka puasa untuk para peziarah.

 

“Meskipun sebagian besar permukiman kumuh telah dihilangkan, penduduk setempat masih membawa budaya kuno mereka di dalam diri mereka dan terus menghidupkan kembali semangat komunitas kecil mereka di setiap kesempatan,” tambahnya.

 

Perayaan yang berlangsung di lingkungan Makkah tak terlupakan bagi semua orang yang berkunjung. Selama malam Ramadhan, mereka menciptakan perasaan nostalgia yang luar biasa ketika orang-orang menikmati suasana menyenangkan di komunitas lokal sambil menyeruput Sobia (minuman Hijazi dingin) dan minuman beri yang terkait dengan lingkungan Makkah, terutama selama bulan suci.

 

Wali Kota lingkungan Thakher, Fahd Al-Harbi mengatakan selain bertemu secara langsung, penduduk setempat memilih tidak berkomunikasi satu sama lain melalui media sosial selama Ramadhan. “Mereka percaya Ramadhan adalah bulan untuk rekonsiliasi dan memperkuat ikatan cinta dan rasa hormat, dan mereka berusaha bertemu di tempat yang dikenal sebagai al-markaz (ruang khusus untuk pertemuan). Mereka bertukar cerita dan berita lingkungan setelah mereka melakukan ibadah Ramadhan,” katanya. 

 

Anak-anak juga merupakan bagian besar dari malam Ramadhan. Mereka memainkan permainan yang melibatkan semua orang, seperti sepak bola, yang sangat populer selama bulan Ramadhan.

Ia menambahkan, perayaan musiman di Makkah diiringi oleh suara keras para pedagang kaki lima yang berlomba-lomba menarik perhatian jamaah haji dengan melantunkan lantunan suara yang indah dan merdu. Dia menjalaskan nyanyian ini adalah bagian dari memori komunal kota dan berkontribusi pada kegiatan spiritualitas.

 

Al-Harbi juga mengatakan, persiapan Ramadhan dimulai jauh sebelum bulan suci tiba. Banyak perayaan terkait dengan budaya dan warisan Makkah, yang mencerminkan ikatan antara komunitas dan kecintaan mereka pada perayaan bersama, terutama selama bulan suci.

https://www.arabnews.com/node/2063556/saudi-arabia