REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Lembaga Penelitian Astronomi dan Geofisika Nasional Mesir (NRIAG) Gad el-Qady mengatakan, menurut perhitungan astronomi, negara-negara Muslim termasuk Mesir dan kawasan Arab akan merayakan Idul Fitri mulai 2 Mei. Dalam sebuah pernyataan, dia mengatakan Kairo dan sejumlah ibu kota serta kota-kota Islam di kawasan Arab, pada 29 Ramadhan tepatnya 30 April, bulan sabit tidak terlihat saat matahari terbenam.
Oleh karena itu, Senin akan menjadi tanggal 30 Ramadhan. Menurut tradisi Islam, Idul Fitri dimulai ketika bulan baru dapat terlihat dengan mata telanjang yang menunjukkan akhir bulan Ramadhan. Berdasarkan kalender lunar, lamanya 29 atau 30 hari.
Pengumuman resmi diharapkan akan dibuat oleh Dar El-Iftaa Mesir, otoritas utama yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan fatwa agama setelah mengamati bulan sabit Syawal, bulan ke-10 dalam kalender Islam pada 29 Ramadhan.
Dilansir Ahram, Kamis (21/4/2022), penampakan bulan sabit adalah upacara keagamaan yang telah diamati oleh semua negara Muslim selama berabad-abad. Jika bulan sabit terlihat setelah matahari terbenam. Ini menunjukkan akhir Ramadhan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara mayoritas Muslim, termasuk Mesir, telah bergantung pada perhitungan astronomi untuk menentukan awal bulan lunar Islam meskipun penampakan bulan sabit tetap menjadi tradisi, terutama di Ramadhan.
Awal pekan ini, kabinet Mesir mengumumkan periode antara Sabtu 30 April dan Kamis 5 Mei akan menjadi hari libur yang menandai Hari Buruh jatuh pada 1 Mei dan Idul Fitri. Idul Fitri adalah salah satu dari dua hari besar keagamaan dalam Islam bersama dengan Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender Islam.
https://english.ahram.org.eg/News/464970.aspx