Inilah Jurus Sehat Puasa untuk Lansia (2)

Rep: Burhanuddin Bella/ Red: Endah Hapsari

Selasa 24 Jul 2012 14:14 WIB

Puasa (ilustrasi) Puasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Agar bisa menjalani ibadah puasa dengan sehat dan aman, ada sejumlah jurus yang perlu diterapkan oleh para lansia. Salah satunya, pandai-pandailah menahan diri. ''Makan dan minum dengan otak, tidak dengan lidah,'' ujar konsultan geriatri, Dr dr Siti Setiati SpPD KGer MEpid.

Artinya, para lansia perlu mengatur pola makannya secara tepat, sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuhnya memberikan manfaat yang baik, dan bukan sebaliknya.

Hal utama yang patut diperhatikan oleh para lansia adalah asupan cairan. Yang terkadang menjadi kendala adalah, para lansia cenderung tidak suka minum. Padahal, mereka membutuhkan cairan seperti orang normal lainnya. Jadi, di bulan puasa ini, para lansia pun harus mengonsumsi cairan yang cukup.

Dijelaskan Setiati, lansia yang berpuasa mengalami perubahan fisiologis dan psikologis. Misalnya, mudah timbul rasa lelah, lemah, dan bingung. Pada kondisi seperti ini, biasanya cairan tubuh ikut menurun. Cairan tubuh yang biasanya sebanyak 60 persen, turun menjadi 45-50 persen. Rasa haus juga menurun sehingga asupan cairan melalui aktivitas minum ikut berkurang. ''Akibatnya, tubuh berisiko mengalami dehidrasi (kekurangan cairan).''

Karena itulah, asupan cairan yang cukup menjadi sangat penting bagi lansia. Perubahan fisiologis dan psikologis lainnya adalah nafsu makan menurun. Penurunan itu antara lain disebabkan oleh faktor sosial, semisal merasa terisolasi, masalah keuangan, atau hal-hal lainnya. Faktor psikologis bisa disebabkan oleh depresi dan gangguan daya ingat. Menurunnya nafsu makan juga bisa disebabkan oleh penyakit, seperti parkinson, sembelit, serta sensasi rasa lapar yang menurun.

Agar usia lanjut aman dalam menjalankan ibadah puasa, Siti mengingatkan pentingnya memerhatikan kebutuhan kalori. ''Kebutuhan kalori sama dengan ketika tidak berpuasa.'' Begitu pula dengan konsumsi cairan, tetap sama dengan saat tidak berpuasa. Ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi cairan dua gelas saat berbuka, 2-4 gelas setelah shalat Tawarih sampai sebelum tidur, satu gelas saat bangun tidur sebelum sahur, dan 1-2 gelas saat sahur.

Pola makan pun diubah. Caranya, sebanyak 50 persen kalori saat berbuka puasa dengan mengonsumsi makanan ringan sebelum shalat Maghrib dan makanan berat setelah shalat Maghrib. Selebihnya, sebanyak 10 persen kalori diasup sesudah shalat Tarawih dan 40 persen saat sahur.

Siti menganjurkan untuk mengonsumsi air atau jus buah antara berbuka dan sebelum tidur dan hindari terlalu banyak minum es karena dapat menahan rasa kenyang. Saat sahur, batasi minum teh atau kopi, karena dua jenis minuman ini bisa merangsang produksi urine menjadi lebih banyak. Dan ketika berbuka puasa, usahakan mengonsumsi kurma karena buah khas Timur Tengah ini mengandung gula serat, karbohidrat, kalium, dan magnesium.

Terpopuler