Inilah Jurus Sehat Puasa untuk Lansia (1)

Rep: Burhanuddin Bella/ Red: Endah Hapsari

Selasa 24 Jul 2012 14:04 WIB

Berbuka puasa bersama Foto: halalfocus Berbuka puasa bersama

REPUBLIKA.CO.ID, Secara fisik, menjadi tua membuat seseorang memiliki berbagai keterbatasan. Itu mengapa, lansia (lanjut usia) sering dicap sebagai kelompok orang yang lemah dan mudah jatuh sakit. Dengan kondisi seperti ini, tak heran para lansia kerap diragukan kemampuannya untuk berpuasa.

Sejatinya, dalam hal puasa, kemampuan lansia tak perlu terlampau dirisaukan. Para 'senior' ini aman-aman saja berpuasa sepanjang kondisi fisiknya stabil, penyakit terkontrol, dan tidak ada infeksi akut. ''Tak ada masalah. Malah, puasa Ramadhan bisa mendatangkan manfaat bagi kesehatan mereka,'' kata konsultan geriatri, Dr dr Siti Setiati SpPD KGer MEpid, saat berbicara dalam simposium mini bertema: Puasa pada Penderita Penyakit Kronis yang diselenggarakan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) di Jakarta, akhir pekan ini.

Setiati kemudian membeberkan sejumlah hasil penelitian mengenai puasa yang digelar di beberapa negara. Penelitian pada 1995 terhadap 16 wanita berusia 25-39 tahun di Tunisia menunjukkan, tidak terdapat perubahan berat badan dan komposisi tubuh selama puasa. Diketahui pula, selama berpuasa Ramadhan juga terjadi penurunan konsentrasi insulin, sementara jumlah asupan kalori tidak berubah. ''Hanya pola dan jenis makanannya saja yang berubah,'' kata dokter yang bertugas pada Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) ini.

Penelitian lain menemukan, tak ada gangguan fungsi ginjal pada usia lanjut yang berpuasa selama asupan cairan terpenuhi, yakni antara 1,5 - 2 liter/hari. Masih merujuk pada hasil penelitian puasa pada usia lanjut, Setiati mengatakan, terjadi penurunan kolesterol total bagi usia lanjut yang berpuasa. Kolesterol LDL, trigliserida, dan asam urat juga menurun. ''Ini terjadi bila puasa diatur dengan benar, tidak 'balas dendam' (saat berbuka puasa),'' tuturnya.

Puasa juga menurunkan asupan (masukan) kalori sekitar 12-15 persen, meningkatkan kadar antioksidan, menurunkan radikal bebas. Tahukah Anda, radikal bebas yang berlebihan di dalam tubuh akan mengurangi aktivitas kerja enzim, menyebabkan terjadinya mutasi dan kerusakan dinding sel. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan stroke, yang dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas.

Setiati juga mengungkapkan hasil survei di Poliklinik Geritri RSCM pada lansia berumur 64-83 tahun. Survei yang digelar pada Agustus 2007 ini menunjukkan, 91 persen lansia bertekad tetap menjalankan ibadah puasa seperti tahun-tahun sebelumnya. Dari jumlah ini, 80 persen mengaku berpuasa sebulan penuh. Hanya 20 persen menyatakan tidak berpuasa sebulan penuh.

Selama menjalani ibadah puasa, sebanyak 47,10 persen lansia mengaku tidak ada keluhan, 35,30 persen merasakan lemah dan lemas, sedangkan 17,60 persen merasakan perut perih atau kembung. Walau begitu, para lansia tersebut umumnya merasakan manfaat dengan berpuasa. Sebanyak 72,20 persen mengaku tubuh mereka lebih segar, dan 22,20 persen menyatakan berat badan berkurang.

Terpopuler