Mualaf Pakistan: Ada Hal Istimewa Dibalik Ramadhan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu

Senin 23 Jul 2012 15:03 WIB

 Para jamaah berdoa bersama sebelum berbuka puasa dalam sebuah masjid di Peshawar, Pakistan, Sabtu (21/7).  (Mohammad Sajjad/AP) Para jamaah berdoa bersama sebelum berbuka puasa dalam sebuah masjid di Peshawar, Pakistan, Sabtu (21/7). (Mohammad Sajjad/AP)

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Bagi Mangat Ram, bulan suci Ramadhan memiliki makna khusus dalam hidupnya. Pria yang memutuskan menjadi mualaf enam bulan lalu itu mengatakan, Ramadhan telah menuntunnya menemukan cahaya Islam.

"Saya terus berpikir, umat Islam tidak makan dan minum lalu tanpa ada yang mengawasi. Artinya, ada hal istimewa dibalik ritual ini," kenang mualaf yang berasal dari Thar, selatan Provinsi Sind, Pakistan itu.

Pemikiran itu membuat pria 34 tahun yang memutuskan mengganti namanya menjadi Ali Abdullah pascabersyahadat ini menemukan jawabannya. "Saya bersyukur kepada Allah SWT yang telah menuntun ke jalan yang benar," ujarnya seraya mengucapkan Alhamdulillah.

Ramadhan 1433 Hijriyah adalah bulan puasa pertama bagi Abdullah. Sebab, setengah tahun lalu ia masih memeluk agama lamanya, Hindu. Kini, ia pun mengaku bersemangat menjalani puasa perdananya sebagai seorang muslim. "Saya sangat bersemangat untuk menjalani puasa. Ini pengalaman baru buat saya," kata Abdullah seperti dikutip onislam.net, Senin (23/7). (baca: Mangat Ram: Ramadhan Membawaku kepada Islam).

Selama setahun terakhir, ratusan umat Hindu telah memeluk Islam di berbagai belahan Sindh. Pun dengan sejumlah orang Kristen di Punjab, yang memutuskan kembali kepada Islam.