REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari kemenangan tiba, umat Islam pun gembira menyambutnya. Berkumpul bersama keluarga, bersilaturahmi dengan sanak saudara dan bersama-sama merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita. Namun, ada sebagian masyarakat yang tetap mencoba untuk mencari rezeki, berharap ada berkah di hari yang suci ini.
Jawir, (33 tahun) warga kebayoran baru bersama dengan beberapa orang lainnya, mengumpulkan koran-koran bekas yang berserakan di Lapangan Masjid Agung Al-Azhar, Ahad (19/8). Koran-koran ini adalah sisa alas sajadah yang digunakan para jamaah dalam melaksanakan shalat Ied di Masjid Al-Azhar.
Koran sisa itu memang banyak jumlahnya, karena jamaah yang shalat bisa mencapai ribuan. Hal inilah yang dimanfaatkan Jawir dan puluhan orang lainnya. Mereka mengumpulkan koran-koran itu dengan berpencar.
Jawir mengatakan, dirinya sebenarnya sedih di Lebaran ini, karena belum bisa berkumpul dengan anak dan istrinya. "Saya sebenarnya kangen dengan anak dan istri, tapi karena keuangan saya belum cukup, maka saya tunda dulu saja," ujarnya yang ingin sekali mudik ke kampung halamannya di Purwekerto.
Setelah dikumpulkan, koran-koran bekas ini dirapikan dan bisa dijual. "Dijual ke penampungan dengan harga Rp 1.000 perkilo. Memang sangat murah, tapi mudah-mudahan cukup buat tambahan biaya hidup saya, apalagi bisa sampai buat ongkos mudik," ujar jawir, yang baru pertama kali mengumpulkan koran bekas di masjid ini.
Jawir juga menambahkan, dirinya tidak malu untuk mengumpulkan koran-koran ini. "Uang yang saya dapat dari pengumpulan ini kan tidak melanggar norma agama, jadi tidak apa-apa, yang penting halal," katanya.
Areal Lapangan hijau Al Azhar memang cukup luas, belum lagi ditambah dengan lahan parkir dan areal lain yang dijadikan tempat shalat, semuanya dipenuhi sampah koran. Bahkan, untuk menjangkau seluruh areal, tak sedikit dari para pengumpul koran, membawa anak dan istrinya untuk membantu mengumpulkan lebih banyak koran.