REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah pertokoan dan pasar tradisional di Denpasar, pada Minggu atau hari pertama Idul Fitri 1433 H terlihat lengang.
Pantauan ANTARA, terlihat sebagian besar pasar tradisional, toko sembako, pakaian dan keperluan rumah tangga lainnya tutup dan kondisi itu tampak merata di seluruh wilayah ibu kota Provinsi Bali itu.
Memang ada juga beberapa pedagang berjualan, seperti di Pasar Kereneng dan Badung yang tetap menggelar dagangan, tetapi stoknya cukup terbatas.
"Ya banyak pedagang yang asal Jawa pada mudik sehingga kondisi pasar menjadi cukup sepi, ini sudah terjadi sejak dua hari yang lalu," ujar Wayan Ratmi, seorang pedagang makanan di Pasar Kerambitan.
Hal senada juga disampaikan Nyoman Ratmini, seorang pedagang sembako. Ia mengatakan, tetap berjualan meski situasi pasar cukup sepi.
"Saya tetap berjualan karena kasihan dengan pelanggan, apalagi ini kesempatan bagi saya untuk meraup rejeki lebih banyak lagi karena banyak toko lain yang tutup," katanya.
Namun hampir sebagian besar pedagang pada hari pertama Idul Fitri 1431 Hijriah ini sama sekali tidak menggelar dagangan, dan memilih untuk merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung asalnya.
Seorang ibu rumah tangga mengeluh karena tidak mendapatkan beberapa kebutuhan dapur, sebab pedagang umumnya merayakan Idul Fitri.
"Saya pikir ada pedagang yang menjual bumbu dan daging, tetapi ternyata tidak satu pun," kata Jero Yuli.
Meski tidak mendapat ikan, tetapi ia mengaku lumayan lega karena masih ada beberapa pedagang makanan yang siap disantap .
Sementara arus lalu lintas kendaraan di jalan-jalan utama Kota Denpasar tampak sedikit lengang dari hari biasanya, terutama di jalan-jalan yang rawan kemacetan seperti di Jalan Imam Bonjol, Teuku Umar dan Diponegoro.
Arus lalu-lintas di jalan-jalan tersebut sangat lancar, kendaraan yang lalu-lalang tampak tidak terlalu banyak, mayoritas pengguna jalan adalah umat Muslim Denpasar yang bermaksud bersilaturahmi ke saudara atau rekan.