REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Sekitar 14 ribu Muslim beriktikaf (berdiam diri di masjid untuk berzikir) di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya pada setiap malam di bulan Ramadhan 1433 Hijriah.
"Alhamdulillah, jamaah yang datang setiap harinya sangat banyak. Masjid yang berkapasitas segitu selalu penuh setiap malamnya," ujar Ketua Takmir Masjid Agung Sunan Ampel, Muhammad Azmi, Senin.
Jumlah tersebut bisa dihitung dari jumlah shaf masjid yang mencapai 40 baris. Setiap barisnya bisa menampung 360 orang, sehingga jika dihitung total mencapai 14.400 umat.
Tidak hanya berasal dari dalam dan sekitar kota Surabaya, jamaah yang datang tidak sedikit yang berasal dari luar provinsi, luar pulau dan bahkan luar negeri.
Jamaah yang datang dari luar negeri, antara lain Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, China, dan beberapa negara lainnya. "Apalagi sekarang sudah ada penerbangan internasional yang langsung dari Surabaya. Jamaah yang paling banyak memang berasal dari Malaysia," tukasnya.
Pada awal-awal bulan Ramadhan, Masjid Agung Sunan Ampel masih tergolong sepi dari jamaah.
Pemandangan berbeda dan aktivitas jamaah mulai terasa ketika memasuki hari kelima Ramadhan. Jumlah jamaah terus berdatangan mulai pagi, siang, dan yang paling banyak ketika tengah malam hari.
"Kalau malam, jamaah bisa lebih tenang dan khusyuk mengaji, shalat dan beriktikaf. Selain suasana mendukung, jamaah juga lebih nyaman datang malam hari," kata dia.
Bahkan, menurut dia, pada malam ganjil (tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan) nantinya, diprediksi jumlahnya lebih dari kapasitas masjid.
Hal ini membuat pengurus masjid menyiapkan tempat sebagai lokasi iktikaf. "Seperti Ramadhan lalu setiap malam ganjil, jumlah jamaah sangat banyak. Biasanya kami menyiapkan tempat di halaman jika serambi masjid tak cukup menampung," paparnya.
Takmir masjid juga tidak lupa menyiapkan hidangan makan sahur bagi jamaah yang beriktikaf. Setiap harinya, lanjut Azmi, selalu ada jamaah dan pengusaha yang mengantar makan sahur serta takjil buka puasa.
"Syukurlah sumbangan dan donatur dari masyarakat tidak pernah berhenti. Hal ini sudah terjadi setiap tahunnya dan rutin dilakukan," tukas Azmi.
Meski hanya dengan sekotak nasi dan segelas air mineral, namun para jamaah mengaku sangat terbantu. Salah satunya Nasrullah, warga asal Bangkalan, yang sengaja datang ke Masjid Agung Sunan Ampel untuk beriktikaf.
"Semula saya tidak tahu kalau disiapkan makan sahur bagi jamaah yang beriktikaf di sini. Ternyata saya diberi makan saat akan ke warung untuk sahur. Syukurlah bisa menikmati sahur disini," ucapnya.
Hal yang sama juga terjadi di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) dan beberapa masjid lainnya di Surabaya. "Setiap malam ganjil, jamaah yang datang cukup banyak. Kami sendiri menyiapkan sekitar 1.500-2.000-an makanan untuk sahur pada setiap harinya," kata Humas MAS, Helmy M Noor.