REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Kawasan bersejarah Jeddah seperti Balad, Bab Distrik Makkah, Bab Distrik Shareef, Souq Al Badu dan Qabel selama Ramadhan menyajikan hidangan tradisional yang eksotis. Sajian itu seolah menghidupkan kenangan masa lalu.
Hingga larut malam jalan-jalan ramai dipenuhi warga. Lentera warna warni semarakan tampilan bangunan tua yang masih terawat. Suasana kian lengkap ketika, para pedagang menjajakan hidangan tradisional seperti sambosa, soubia, shorba, baleelah, dan kentang goreng. Belum lagi, jajanan kurma, parfum, pakaian, rempah dan lainnya.
Pemilik kios, Abdu, mengatakan dia selalu menjual baleelah, hidangan yang sangat populer selama Ramadhan. Baleelah merupakan makanan yang berasal dari campuran buncis rebus, aioli, jinten dan kacang pinus, yang banyak dijajakan di hampir semua daerah di kota suci tersebut.
"Biasanya, Baleelah dijual setelah shalat Isya hingga sampai waktu sahur," kata Abdu, seperti dikutip arabnews.com, Jumat (3/8).
Selain Balellah, ada juga minuman Soubia. Minuman ini terbuat dari kelapa dan susu. Sekarang ini variasinya sangat banyak, semisal dicampur dengan kopi, buah-buahan seperti stroberry, jeruk dan lainnya. Masyarakat setempat juga terlibat dalam aktivitas hiburan, seperti turnamen olahraga dan permainan lainnya yang khas pada malam hari.